Tanggal Hari Raya Idul Fitri Versi Muhammadiyah dan NU Kadang Berbeda, Kok Bisa Begitu?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 17 April 2023 | 15:21 WIB
Tanggal Hari Raya Idul Fitri Versi Muhammadiyah dan NU Kadang Berbeda, Kok Bisa Begitu?
Ilustrasi Hari Raya Idul Fitri (Pixabay/Suhail Suri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari Raya Idul Fitri disebut juga hari kemenangan oleh umat muslim setelah berpuasa satu bulan lamanya. Namun ada kemungkinan tahun ini penetapan Hari Raya Idul Fitri dari ormas Islam besar antara NU dan Muhammadiyah akan berbeda.

Berdasarkan pemberitaan yang beredar, Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada tanggal 21 April 2023. Sementara, NU bersama pemerintah akan menggelar sidang isbat terlebih dulu sehingga masih belum bisa dipastikan.

Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A menuturkan bahwa perbedaan penetapan 1 Syawal dengan Kemena (dalam hal ini adalah NU) karena pedoman kriteria MABIMS mengenai posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Lebih lanjut, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah menjelaskan pedoman penentuan hilal menurut Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudul hilal dengan dasar Al Quran.

Baca Juga: 5 Tips Agar Rumah Tetap Bersih dan Rapi Ketika ART Pergi Pulang Kampung

“Muhammadiyah dengan hisab wujudul hilal yang dipedomaninya itu sangat kokoh dengan dasar Al Quran, hadist Nabi yang kuat ditambah ijtihad. Sehingga pengambilan keputusan itu sungguh memiliki dasar diniyah (keagamaan). Jadi tidak betul jika itu berdasarkan sifat rasionalitas semata-mamta,” jelasnya dikutip dari kanal YouTube Muhammadiyah Channel pada Sabtu (15/4/2023).

Dengan begitu, Muhammadiyah sudah terlebih dulu menetapkan 1 Syawal jatuh pada 21 April 2023.

“Menurut kriteria wujudul hilal yang tidak berpatokan pada penampakan yaitu tidak terlihat dan terlihatnya, maka keesokan harinya masuk bulan baru yaitu untuk 1 Syawal itu 21 April 2023,” ujar Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

Sementara itu untuk Nahdlatul Ulama (NU) berpedoman pada imkanur rukyat sebagai penentuan awal baru dengan menetapkan minimal hilal berada minimal 2 derajat di atas ufuk sebagai pendukung proses pelaksanaan rukyat yang berkualitas.

Selain itu, sebelum penetapan hilal, NU juga menggunakan metode musyawarah (hisab) bersama Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) melalui sidang Itsbat.

Baca Juga: 5 Makanan Lebaran Khas Betawi yang Sudah Semakin Jarang Ditemui

Namun berdasarkan data yang dihimpun dari laman NU Online yang dipublikasikan pada Jumat (14/4/2023) menunjukkan, data bulan tanggal 29 Ramadhan (20 April 2023) melalui markaz Jakarta menunjukkan ketinggian hilal berada pada 1 derajat 55 menit 43 detik dan elongasi derajat 3 derajat 18 menit 23 detik.

Data tersebut menunjukkan bahwa hilal sudah berada di atas ufuk tetapi ketinggian hilal masih berada di bawah standar minimal imkan rukyah, yaitu 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Dengan begitu kemungkinan besar hari raya Idul Fitri, 1 Syawal 1444 Hijriyah akan jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023.

Meskipun demikian, umat muslim tetap perlu menunggu keputusan Pemerintah melalui sidang itsbat yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama pada hari Kamis, 20 April 2023 mendatang. (Shilvia Restu Dwicahyani)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI