Suara.com - Sandiaga Uno menyenpatkan waktu lakukan itikaf di masjid bersama sang istri Nur Asia Uno. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu mengaku ingin tetap optimal dalam menjalankan ibadah saat sepuluh hari terakhir Ramadhan.
"I’tikaf bareng istri tercinta. Mumpung pas sama momentum 10 hari terakhir Ramadhan, GASPOL perbanyak ibadah," tulis Sandiaga Uno lewat unggahannya di Instagram pribadi, dikutip Minggu (16/4/2023).
Bagi Sandiaga Uno, ibadah yang dilakukan bersama istri itu bisa jadi momen untuk mempertahankan cinta dalam rumah tangganya juga demi meraih cinta dari Yang Maha Kuasa.
"Bukan cuma meningkatkan rasa cinta kepada pasangan, tapi juga mendapatkan cinta dari Allah. MasyaAllah tabarakallah. InsyaAllah langgeng sampai surga yaa mama @nurasiauno," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Baca Juga: Rumor Sandiaga Uno Pindah ke PPP Menguat: Saya Istikarah Dulu
Dari video yang diunggahnya, Sandiaga Uno dan Nur Asia Uno melakukan itikaf di Masjid At Taqwa Sriwijaya, Jakarta Selatan, dekat rumah mereka.
Itikaf atau berdiam diri di dalam masjid memang termasuk ibadah sunnah, terutana saat bulan Ramadhan. Kegiatan itu juga menjadi bagian dari upaya untuk mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar.
Dalam sebuah hadits Rasulullah saw yang diriwiyatkan oleh Ibu Hibban disebutkan bahwa itikaf saat sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan bagaikan beritikaf bersama Nabi Muhammad.
Dikutip dari NU Online, tujuan dari melakukan itikaf khususnya di bulan Ramadhan semata untuk beribadah kepada Allah, khususnya ibadah yang biasa dilakukan di masjid.
Demi meraih keutamaan yang lebih besar, seseorang tentu dapat memperbanyak ragam niatnya, seperti berniat mengunjungi dan menghormati masjid sebagai rumah Allah, berzikir dan mendekatkan diri kepada-Nya, mengharap rahmat dan rida-Nya, bermuhasabah, mengingat hari akhir, mendengarkan nasihat dan ilmu-ilmu agama, bergaul dengan orang-orang saleh dan cinta kepada-Nya, memutus segala hal yang dapat melupakan akhirat, dan sebagainya.
Baca Juga: Cek Fakta: Sandiaga Uno Pindah PPP dan Terang-Terangan Tantang Prabowo, Benarkah?
Itikaf dapat dilakukan setiap saat, termasuk pada waktu-waktu yang diharamkan shalat. Hukum asalnya adalah sunnah, tapi bisa menjadi wajib apabila dinazarkan. Kemudian, hukumnya bisa menjadi haram bila dilakukan oleh seorang istri atau hamba sahaya tanpa izin, dan menjadi makruh bila dilakukan oleh perempuan yang bertingkah dan mengundang fitnah meski disertai izin.
Melakukannya pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, lebih diutamakan lagi dibanding pada waktu-waktu yang lain, demi menggapai keutamaan Lailatul Qadar yang waktunya dirahasiakan Allah. Karena dirahasiakan itulah, maka siapa pun kita harus senantiasa mengisi malam-malam Ramdhan dengan berbagai amaliah, baik wajib maupun sunnah, dengan tujuan agar tidak terlewatkan.