Jadi Pejuang Penanganan Covid-19, Ini Kisah Koordinator RSDC Wisma Atlet Tugas Ratmono Redam Corona

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 14 April 2023 | 10:49 WIB
Jadi Pejuang Penanganan Covid-19, Ini Kisah Koordinator RSDC Wisma Atlet Tugas Ratmono Redam Corona
Mayjen TNI dr Tugas Ratmono, Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran [SuaraSulsel.id / Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mayor Jenderal TNI Tugas Ratmono menjadi salah satu sosok sentral saat Indonesia melewati beberap kali gelombang peningkatan kasus Covid-19. Di bawah koordinasinya ia mengorkestrasi tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. 

Siapa sangka bahwa mulanya Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet ini tidak siap ketika ditunjuk untuk menjalankan tugas tersebut. Namun demikian, seiring berjalannya waktu, kolaborasi untuk mengatasi masalah ini terus dilakukan dengan skala besar, baik dilakukan pemerintah maupun masyarakat.

Pejuang Penanganan Covid-19. (Dok: Istimewa)
Pejuang Penanganan Covid-19. (Dok: Istimewa)

Kolaborasi ini dinilainya menjadi kekuatan berharga dalam membantu mereka yang terdampak Covid-19. Wisma Atlet dipilih menjadi lokasi pasien Covid-19 lantaran dapat menampung pasien sebanyak 3.000 orang. Pasien Covid-19 di Wisma Atlet mencapai 589 orang ketika pertama dibuka.

Rumah sakit ini sempat mengalami lonjakan pasien hingga 7.167 orang saat varian delta menyerang, 30 Juni 2021 lalu. Kala itu, ia mesti memastikan agar Wisma Atlet tidak kolaps usai ledakan pasien. 

Baca Juga: Pulihkan Pembelajaran, Mendikbud Nadiem Makarim Luncurkan Program Merdeka Belajar Episode 15

“Semua relawan yang disitu memberikan layanan terbaik untuk pasien. Kolaborasi juga sangat luar biasa, Mulai dari pemerintah sampai masyarakat dan peran swasta,” ujar Tugas.

Atas kiprahnya itu, Tugas Ratmono menjadi salah satu dari 25 tokoh yang mendapat Pejuang Anti Covid-19 dari Katadata . Penghargaan diberikan dalam beberapa kategori, antara lain Special Award, Leadership Award, The Game Changer, The Pioneer, The Mover, dan The Booster.Antara lain Special Award, Leadership Award, The Game Changer, The Pioneer, The Mover, dan The Booster.

Faizal R Djoemadi, pelopor PeduliLindungi juga mengatakan tantangan terbesar dalam membangun aplikasi tersebut adalah waktu. Ia menuturkan, dirinya hanya diberi waktu singkat oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara.

“Saya bilang aplikasi seperti ini biasanya baru akan jadi tiga bulan. Tapi sama Pak Budi dibilang tidak bisa harus tiga minggu. Jujur hampir nyerah saya. Karena kita kan membangun itu belum ada algoritmanya. Tapi dengan berbagai perjuangan, sebulan jadi di android,” ujarnya saat hadir pada acara puncak Anugerah Katadata 25.

Menurut dia, kini PeduliLindungi kini resmi berubah menjadi Satu Sehat Mobile per Maret 2023. Fungsinya menjadi lebih luas, yakni mencakup data kesehatan yang terintegrasi. Jumlah pengguna aplikasi tersebut kini mencapai 210 juta orang.

Baca Juga: Yang Tertinggal, Bekas Pusat Isolasi Pasien Covid-19 Saat Pandemi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI