Suara.com - Sepuluh hari terakhir bulan Ramadan banyak digunakan umat muslim untuk berburu lailatul qadar atau malam kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan. Bagi para wanita, kesempatan beribadah di malam lailatul qadar karena haid. Namun, tak perlu khawatir, banyak amalan yang tetap bisa dilakukan wanita haid saat lailatul qadar.
Melansir NU Online, Pengasuh Pondok Pesantren Putri KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat, Nyai Hj Tho'atillah Ja'far Aqil, menyarankan perempuan haid untuk memperbanyak empat amalan ini agar memperoleh lailatul qadar yakni.
1. Memperbanyak membaca surat-surat pendek Al-Qur’an, yang sudah masyhur dipakai berdzikir, seperti surat Al-Ikhlas dan surat Al-Fatihah.
2. Memperbanyak membaca shalawat Nabi Saw.
Baca Juga: Tak Ada yang Dapat Menghalangi Ibadah, Berikut Amalan Bagi Seorang Wanita Haid
3. Memperbanyak bersedekah.
4. Melakukan diskusi keilmuan dengan orang-orang saleh.
Demikian amalan-amalan wanita haid saat malam lailatul qadar agar tetap memperoleh kemuliaan. Lailatul qadar merupakan malam yang penuh kemuliaan karena diturunkan Al-Quran untuk pertama kalinya. Firmal Allah Swt dalam surah Al-Qadar ayat 1 – 3 menyebutkan, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari 1000 bulan.”
Hadis yang diriwayatkan Bukhari juga menyebutkan barangsiapa beribadah pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampunilah dosa-dosa yang telah lampau.
Dengan demikian, keutamaan lailatul qadar dapat diperoleh dengan cara menghidupkan malam ini seraya beribadah seperti berzikir, melakukan salat sunah, dan salat berjamaah. Dengannya, Allah Swt. akan mengampuni dosa-dosa yang terdahulu.
Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani (wafat 852 H) dalam kitabnya Fathul Bari menerangkan, barangsiapa menghidupkan malam Lailatul Qadar dan tidak menemukan Lailatul Qadar, maka akan tetap mendapatkan pahalanya. Dan barangsiapa yang menghidupkan malam ini lantas menemukan Lailatul Qadar, maka juga akan mendapatkan pahala. Inilah kemudian yang berlaku dan dipilih dalam mengartikan maksud ‘mengetahui’ dan yang dipilih menurut pandanganku.” (Ahmad Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari Syarhu Shahihil Bukhari, (Beirut: Dar Al-Ma’rifah), juz IV, halaman 267).
Dengan mengetahui keutamaan lailatul qadar ini lantaskah kita masih bermalas-malasan berburu kemuliaan dari Allah Swt? Atau kita akan segera bergegas memanfaatkan sisa-sisa hari di bulan Ramadan yang mulia ini?
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni