Suara.com - Ashanty belum lama ini bercerita mengenai kehidupan seksualnya dengan sang suami. Pasalnya, Ashanty mengaku Anang Hermansyah sangat aktif dalam kehidupan seksualnya. Bahkan, ia mengaku sang suami sampai meminta hubungan intim hingga setiap hari.
Sebab hal tersebut, saat mengundang seksolog Zoya Amirin ke podcast di kanal Youtube NGOBROL ASIX, Ashanty bertanya mengenai berapa kali wajarnya hubungan seks suami istri. Ia mengatakan, pertanyaan tersebut agar Anang Hermansyah bisa tahu berapa kali normalnya suami dan istri berhubungan seks.
“Sebenernya kalau kita nikah itu yang wajar itu, ini biar suami aku tahu ini yang wajar itu berapa hari, berapa minggu atau bulan sekali sih,” tanya Ashanty kepada Zoya Amirin dalam podcast yang diunggah beberapa waktu lalu.
Menjawab pertanyaan itu, Zoya Amirin mengatakan, dalam berapa banyak hubungan seks dilakukan tergantung dengan negosiasi yang disepakati sejak awal. Hal ini karena hubungan seks itu tergantung dengan persetujuan keduanya.
Baca Juga: Pengalaman Lucu 'Ranjang Artis', Selvi Kitty: Ini Apaan Sih Lama Doang Enak Kagak!
“Jadi sebenarnya kalau itu tergantung dengan negosiasi keduanya dan harusnya nego dari awal,” jawab Zoya Amirin.
Alasan mengapa negosiasi diperlukan karena baik istri maupun suami mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Apalagi, jika hubungan rumah tangga sudah memiliki anak, pasti waktu untuk berhubungan seks juga mengalami perubahan, khususnya pada perempuan.
“Orang tuh suka lupa berubahnya itu bersamaan, begitu punya anak enggak mungkin bisa sama meskipun senafsu-nafsunya apa kayak dulu, perempuan pasti akan berubah, yang kadang-kadang laki-laki enggak sabaran. Boro-boro nunggu masa nifas kadang-kadang di timer loh,” jelas Zoya Amirin.
Tidak hanya itu, Zoya menjelaskan, setelah memiliki anak pihak perempuan juga berisiko alami baby blues. Beberapa perempuan juga mengalami efek yang berat dan itu tidak dialami laki-laki. Untuk itu, dalam berhubungan seks juga perlu ada persetujuan sesuai dengan kondisi yang terjadi.
“Terus laki-laki juga lupa kalau kita juga alami baby blues, ada yang kuat sekali terasa ada yang so so enggak terlalu terasa. Tapi baby blues itu berat lah untuk semua perempuan, tapi laki-laki tidak merasakan fase-fase itu gitu,” ujarnya.
Jika tetap memaksa berhubungan seks dalam kondisi perempuan terpaksa, itu jatuhnya bisa pemerkosaan. Zoya menuturkan, laki-laki harus meminta persetujuan. Jika pihak perempuan tidak mau, bisa negosiasi untuk mencari solusi.
Di sisi lain, pihak perempuan juga saat menolak, bukan berarti tidak menerima cinta dari pasanganya. Bisa sampaikan apa yang ingin diinginkan agar dapat menentukan solusi.
“Akhirnya yang jadi marital rape atau pemerkosaan dalam pernikahan itu, artinya laki-laki juga perlu meminta persetujuan ‘yang aku lagi mau nih’. Dan kalau enggak mau nego dong. Jangankan lagi mens atau sakit perut, kita enggak mood aja boleh loh enggak berhubungan seksual. Tapi janganlah ketika nolak seks, nolak cinta, terus belagak sakit gitu,” pungkas Zoya Amirin.