Suara.com - Malam lailatul qadar disebut-sebut akan terjadi pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan dan kemungkinan pada tanggal ganjil. Melakukan ibadah terus menerus di dalam masjid atau iktikaf kerap dilakukan oleh umat muslim demi mendapatkan lailatul qadar.
Meski begitu, Buya Yahya menegaskan bahwa seseorang yang beribadah dari rumah pun juga bisa mendapatkan malam lailatul qadar.
"Adapun waktunya ya semalam itu Anda hidupkan dengan ibadah di awal waktu ataupun di akhir waktu. Akhir waktu itu yang diutamakan. Tapi nggak ada ketentuannya, semampu Anda, yang penting malam itu kurangi kemaksiatan, tingkatkan kebaikan," jelas Buya Yahya dikutip dari kanal YouTube Al Bahjah TV yang tayang pada 9 Mei 2020.
Kebaikan yang dimaksud Buya Yahya seperti salat, baca Al Quran, dzikir hingga tafakur atau merenung. Berbagai ibadah tersebut tidak harus dilakukan di dalam masjid, melainkan juga bisa dari rumah. Apalagi bila ibu-ibu yang harus turut menjaga anaknya.
Baca Juga: Apakah Dosa Zina di Bulan Ramadhan Dapat Diampuni? Ini Penjelasan Buya Yahya
"Jangan sampai gara-gara tidak ke masjid Anda nggak mendapatkan kebaikan. Kalau misalnya di hari-hari biasa suaminya iktikaf di masjid, lalu istrinya di rumah jaga anak, anda jangan mau ketinggalan, bangun di malam itu," kata Buya Yahya.
"Biarpun di rumah tetap berdzikir, baca Al Quran, baca sholawat, dan seterusnya. Intinya hidupkan malam itu dengan ibadah, itulah yang dimaksud orang mendapatkan lailatul qadar," sambungnya.
Menurut Buya Yahya, setiap muslim yang menghidupkan malam lailatul qadar dengan ibadah, maka dia mendapatkan lailatul qadar tersebut biarpun tidak menyadarinya.
"Jadi seorang menemukan lailatul qadar bisa jadi dia sadar dan bisa jadi dia tidak sadar. Bisa jadi dia tahu dan bisa jadi tidak tahu. Bahkan mungkin tidak tahu tapi mendapatkannya," pungkasnya.
Baca Juga: Kapan Malam Lailatul Qadar? Simak Ciri-ciri Datangnya Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan Ini