Suara.com - Selebgram Australia Damian Hoo mengungkap perbedaan sifat pengemudi di Indonesia dengan masyarakat di negara asalnya. Damian yang memang telah beberapa kali tinggal di Indonesia itu menemukan perbedaan sangat mencolok dalam kebiasaan berkendara.
Hal tersebut ia temukan setelah berbulan-bulan mengemudi mobil di jalan raya Pulau Jawa.
"Saya telah mengemudi di jalan raya Pulau Jawa selama 3 atau 4 bulan, saya baru-baru ini kembali ke Australia dan perbedaan dalam mengemudi sangat mencolok," kata Damian lewat video yang ia unggah di Instagram pribadinya, dikutip suara.com, Selasa (11/4/2023).
Perbedaan pertama, Damian mengatakan kalau setiap pengemudi di Australia terbiasa untuk menghormati aturan penggunaan jalur kanan. Di mana, jalur tersebut digunakan untuk kendaraan yang melaju lebih cepat.
Baca Juga: Ketemu Keluarga Pacar, Pakaian Millen Cyrus Kena Kritik Netizen: 'Bajunya yang Sopan Ketemu Camer'
Selain itu, pengemudi di Australia juga terbiasa menggunakan lampu indikator atau lampu sein hampir 90 persen setiap saat. "Dan sebagai tanggapan, mobil di belakang mereka menghargai penggunaan tanda itu dan membiarkan mereka pindah jalur," imbuh Damian.
Dua kondisi itu sangat berbeda jauh dengan yang terjadi di Indonesia. Damian mengatakan kalau di Indonesia dirinya sering bertemu dengan pengemudi yang tidak menggunakan tanda atau lampu sein ketika akan berbelok. Meskipun sudah memberikan tanda, sikap kendaraan di sekitarnya justru seolah tidak memberikan ruang pengemudi lain untuk berpindah.
"Mereka malah ngebut untuk menyalipnya," kata Damian.
Perbedaan lainnya, pengemudi di Indonesia juga dinilai kurang menikmati perjalanan. Sehingga sering kali bertingkah seolah sedang berada di area balap.
Damian membandingkan dengan cara masyarakat di Australia yang mengemudikan mobil dengan kecepatan bisa sampai 110 km/jam. Meski begitu, mereka di sana tetap teratur dan santai.
Baca Juga: Dituding Menipu, Cicit Pahlawan I Gusti Ngurah Rai Laporkan Dua Selebgram
"Di Australia itu bukan perlombaan. Lihat video ini, mereka kecepatannya 110 km per jam. Dan semua orang teratur, santai, dan menikmati perjalanan. Di Indonesia terlalu banyak pengemudi yang bertingkah seperti sedang berada di trek balap. Terus berusaha untuk maju, memotong masuk dan keluar jalur, menjentikan lampu, mengekor, dan secara umum menunjukan mentalitas agresif," ungkap Damian.
Dengan memberikan kritik tersebut, Damian sadar kalau dirinya bukan tidak mungkin akan mendapatkan hujatan dari netizen Indonesia. Meski begitu, ia juga berpendapat kalau masyarakat Indonesia juga harus mau menerima kritik.
"Jadi ikuti saran ini sesuka kamu. Dan saya yakin, saya akan mendapatkan "PULANG KE NEGARAMU" di kolom komentar. Tapi ingat, kita harus menerima kritik jika kita ingin maju sebagai bangsa," pungkasnya.