Suara.com - Kompor mengalami evolusinya sendiri seiring perkembangan zaman. Dari sebelumnya menggunakan kompor perlu memakai minyak tanah hingga beralih menjadi gas elpiji. Terkini, muncul lagi teknologi kompor listrik.
Meski penggunaan kompor listrik kian masif digunakan, tetapi masih banyak juga masyarakat yang memilih kompor gas. Apa sebenarnya perbedaam keduanya? Juga kompor mana yang sebenarnya lebih hemat dan lebih efisien untuk memasak?
Menurut Franchise Acquisition Manager Modena Yunanto Sirin, perbedaan antara kompor listrik dan kompor gas bisa dilihat dari sisi fungsi dan biaya.
"Kalau dilihat secara fungsi memang masyarakat Indonesia masih ketergantungan dengan kompor gas. Karena kita punya budaya masaknya berat, di mana kalau bicara rendang harus ditunggu lama," jelas Yunanto saat konferensi pers pembukaan Modena Home Center Jatiwaringin, Bekasi, Selasa (11/4/2023).
Baca Juga: Antisipasi Membludaknya Pemudik, Pemda DIY Siapkan Skenario Jalur Angkutan Lebaran
Sedangkan kompor listrik tidak bisa digunakan untuk memasak dalam jangka waktu lama hingga berjam-jam. Karena bisa menimbulkan korsleting listrik. Meski begitu, menurut Yunanto, kompor listrik memang lebih henat secara biaya
"Bicara aspek biaya pasti kompor listrik. Meski memang secara fungsi tidak seberfungsi kompor gas," imbuhnya
Bagi pasangan yang baru memiliki rumah, Yunanto menyarankan untuk memilih kompor sesuai dengan tema rumah yang dibuat.
"Kalau secara estetik, kalau tema rumah yang futuristik kita sarankan untuk kompor listrik," ujarnya.
Produk perlengkapan dapur yang lebih ramah lingkungan, seperti kompor listrik, memang tengah digemari konsumen terutama kalangan muda. Corporate Communication Senior Manager MODENA Ditya Nabiel mengatakan bahwa konsumen dari usia milenial juga Gen Z memang memiliki selera yang berbeda dibandingkan kelompok usia di atasnya.
Baca Juga: 4 Hal yang Sering Dialami Introvert saat Lebaran Idul Fitri
"Untuk market behavior apalagi gen milenial dan Gen Z mereka lebih aware yang ramah lingkungan. Makanya Modena berusaha membuat inovasi produk kami agar lebih ramah lingkungan," ungkap Ditya.
Ia menambahkan, yang dimaksud produk elektronik ramah lingkungan berarti memiliki daya listrik tidak terlalu tinggi tapi juga tidak mengurangi fungsinya.
"Kami sudah ada beberapa produk yang ramah lingkungan dengan tegangan daya listik tidak tinggi. Dan ada energi, ada solarpet dan (mesin) Ro. Ro itu seperti dispenser tapi tidak pakai galon. Jadi pakai air keran yang difilter dan bisa diminum langsung," paparnya.