Suara.com - Di banyak rumah tangga, ibu kerap menjadi penentu utama dalam menentukan asupan gizi untuk keluarganya. Untuk itu, sebenarnya sangat penting memastikan setiap ibu paham tentang sumber zat gizi yang tepat terutama bagi anak-anaknya yang masih dalam masa tumbuh kembang.
Menurut Corporate Nutritionist of Nestle Indonesia Eka Herdiana, ibu yang paham tentang sumber makanan bergizi pada akhirnya bisa berkontribusi menciptakan anak yang berkualitas baik.
"Edukasi gizi kepada ibu bisa bantu kontribusi dalam ciptakan generasi yang baik. Kami berupaya memberikan produk sehat yang enak, karena biasanya makanan sehat identik tidak enak. Salah satunya kami selalu upayakan kualitas baik dengan fortifikasi atau tambahkan zat gizi ke produk kami," kata Eka dalam acara diskusi 'Semangat Kartini di Masa Kini' di kantor pusat Nestle Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (10/4/2023).
Meski produk kemasan kerap identik dengan stigma tercampur zat kimia, namun di sisi lain ada jaminan aman juga dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca Juga: Kakek Nenek Ngeluh Susah Tidur, Ada Gak Sih Makanan yang Bikin Lansia Tidur Nyenyak?
Eka menekankan bahwa produk kemasan sebenarnya tidak hanya berisikan zat kimia. Sebab teknologi pangan pun saat ini sudah semakin canggih. Sehingga, penambahan zat gizi berkualitas bisa dilakukan lebih baik.
"Mungkin ini stigma yang harus kita berikan edukasi kepada masyarakat luas. Di masa saat ini teknologi makin maju, di mana sebenarnya produk kemasan itu bukan lagi isinya zat kimia. Tapi bagaimana kita bisa tahu apakah benar yang kita beli makanan asli atau tidak," tutur Eka.
Ia pun membagikan langkah-langkah yang bisa dilakukan ibu setiap kali memilih produk kemasan dengan zat gizi kualitas.
"Pertama kita harus baca label pada pangan. Ini sebenarnya hal yang mudah. Pertama kita lihat dulu labelnya, baca komposisi produk terbuat dari apa. Apalagi kalau produk sudah dapat izin Badan POM, itu sudah dipastikan apa yang mereka komunikasikan di kemasan, di labelnya, berarti sudah benar," tuturnya.
Label komposisi tersebut yang jadi pusat informasi tentang bahan-bahan pembuatan produk pangan kemasan tersebut, lanjut Eka. Ia mengungkapkan kalau urutan penulisan bahan pada label komposisi juga tidak asal.
Baca Juga: Label BPA Free pada Kemasan Produk Berbahan Plastik, Apa Artinya?
Dari urutan pertama artinya menjadi bahan utama dan paling dominan, sehingga bahan yang ditulis terakhir bisa jadi berupa pelengkap.
"Misalnya kita beli susu, kita harus pastikan kalau bahan utamanya adalah susu. Bukan air, bukan gula atau pun lainnya," tuturnya.
"Hal-hal itu yang penting untuk diketahui. Supaya konsumen mau membaca label pangan dan pastikan konsumen dapat produk yang kualitasnya sesuai dengan yang dijanjikan oleh produsen," pungkas Eka.