Suara.com - Untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadhan juga Idul Fitri nanti, belanja online kerap jadi pilihan agar bisa lebih praktis. Saat momen itu juga biasanya banyak diskon yang menggiurkan.
Tetapi, jangan sampai karena tergiur diskon besar-besaran malah jadi sasaran penipuan belanja online.
Menurut Direktur Eksekutif Shopee Indonesia Handhika Jahja, beberapa penipuan yang belakangan marak terjadi termasuk modus penipu agar korban melakukan pengunduhan file APK, permintaan kode OTP yang bisa menguras informasi dan rekening korban, ajakan menyelesaikan misi untuk mendapatkan keuntungan, hingga iming-iming mendapatkan hadiah dan tawaran pekerjaan.
Agar terhindar dari penipuan apa pun di media sosial juga aplikasi belanjan, Handhika memberikan tips 3C berikut ini.
Baca Juga: Wakaf Al Quran, Momentum Dorong Anak Jadi Hafiz di Bulan Ramadhan
1. Cek Pengirimnya
Semua informasi resmi dari Shopee hanya dikirim lewat akun WhatsApp Shopee bercentang biru yang sudah terverifikasi termasuk pengumuman pemenang kompetisi yang hanya dilakukan di media sosial resmi Shopee terverifikasi.
2. Chat Customer Service Resmi
Jik membutuhkan kepastian atas informasi mencurigakan, pengguna bisa menggunakan fitur Live Chat dengan CS di aplikasi Shopee untuk mengecek kebenaran informasi yang diterima. CS Shopee melayani 24 jam selama 7 hari!
3. Cari Tau Modusnya
Baca Juga: Netizen Salfok Lihat Ekspresi Rafathar saat Nyanyi Lagu Ramadhan Datang
Modus penipuan terus berubah sehingga pengguna bisa mengikuti akun @shopeecare_id di Instagram untuk informasi terbaru tentang penipuan berkedok Shopee agar selalu update dengan modus terbaru.
Direktur Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Ricky Satria menambahkan, konsumen perlu selalu waspada dan tidak membagikan kode OTP serta password kepada siapa pun.
“Jangan pernah membagikan kode OTP termasuk ke orang terdekat maupun orang yang mengaku sebagai pegawai suatu perusahaan," kata Ricky lewat keterangan tertulisnya.
Selain tidak membagikan OTP, dokumen dengan format APK juga sebaiknya diabaikan. Sebab, Ricky menegaskan bahwa tidak ada perusahaan yang mengirimkan informasi dengan format APK. File tersebut bisa berkedok surat tilang, surat undangan, atau foto dari kurir, tergantung tren masyarakat saat ini.
"Jika informasi yang didapat bukan dari call center resmi, lebih baik pengguna tidak mencoba-coba untuk mengunduh file tersebut,” imbuhnya.
Terkait modus penipuan terbaru saat ini banyak yang mengundang korban ke suatu grup di WhatsApp untuk melakukan sebuah misi. Saat korban sudah menyelesaikan misi pertama, penipu akan memberikan fee atau upah hingga memancing korban untuk menyelesaikan misi-misi selanjutnya dengan iming-iming harga paket yang lebih besar.
“Ajakan ini selalu berasal dari nomor yang tidak dikenal, sehingga kita harus selalu mengecek perusahaannya. Jika dirasa perusahaan tersebut meragukan, lebih baik keluar dari grup meskipun kita diundang oleh orang terdekat,” saran Ricky.