Suara.com - Mendapatkan malam lailatul qadar tentu diharapkan oleh setiap umat muslim. Sebab, waktu tersebut menjadi malam yang penuh berkah.
Tetapi, datangnya malam lailatul qadar tidak seorang pun yang tahu. Di dalam Al-Quran hanya disebutkan tanda-tanda malam lailatul qadar yang terjadi pada salah satu malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan.
Meski begitu, dkutip dari situs NU Online bahwa seorang hamba bisa mempersiapkan diri sejak awal Ramadhan agar bisa mendapatkan lailatul qadar.
Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Membumikan Al-Quran (1999) mengungkapkan amalan-amalan agar seorang hamba bisa bertemu malam tersebut. Namun, yang harus diperhatikan ialah selain bertemu malam lailatul qadar, manusia juga mendapatkannya sehingga amalan-amalan baik harus dilakukan untuk mendapatkan kemuliaan malam tersebut.
Di titik tersebut lailatul qadar dapat diraih dengan upaya yang bersifat aktif, bukan pasif dari setiap Muslim. Bahkan ikhtiar kebaikan itu dapat diusahakan sejak awal Ramadhan.
Berikut tanda seorang muslim dapat malam lailatul qadar:
1. Dikunjungi Malaikat
Al Quran menyatakan bahwa dalam malam lailatul qadar, Malaikat turun (QS Al-Qadr: 4). Ketika Malaikat turun dan mengunjungi seseorang, Malaikat senang dengan kebaikan, melingkupi kebaikan apa saja.
Malaikat mendukung manusia yang berbuat baik. Dengan demikian, melakukan kebaikan secara terus-menerus bisa mengantarkan manusia mendapatkan malam lailatul qadar.
Baca Juga: Tips Mengolah Timun Suri Jadi Minuman Segar dan Nikmat untuk Buka Puasa Ramadhan 2023
2. Merasa Damai Sampai Fajar
Artinya, damai dengan diri dan damai dengan orang lain. Damai itu ada damai aktif dan ada damai pasif. Misal ketika manusia naik bus, banyak orang di bus, lalu hanya duduk diam, tidak menyapa samping kiri dan samping kanannya. Hal itu termasuk damai, tetapi damai pasif.
"Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS Al-Qadr: 5).
Lain halnya dengan damai aktif yaitu ketika saling menyapa atau memberi sesuatu kepada orang lain dengan tujuan yang baik. Hal ini juga berlaku bahwa ketika manusia tidak bisa memuji orang lain, tidak perlu memakinya.
Kalau tidak bisa memberi sesuatu kepada orang lain, jangan lalu mengambil haknya. Kalau tidak bisa membantunya, jangan menjerumuskannya. Ini prinsip kedamaian yang dapat mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin. Di saat itulah manusia mendapat malam kemuliaan, yaitu malam lailatul qadar.