Rute tersebut akan memiliki delapan armida atau tempat perhentian untuk berdoa. Kedelapan armida ini mewakili delapan suku besar yang ada di Larantuka.
Trewa sendiri dalam tradisi Larantuka berarti bunyi-bunyian. Pada rabu Trewa ini sebagian umat akan membunyikan bunyi-bunyian sebagai tanda masuk kedalam suasana perkabungan, sunyi dan tenang, diikuti dengan beberapa larangan yaitu, tidak mengadakan pesta, minum mabuk, tidak boleh bestori (ribut), tidak boleh bekerja berat dan tidak boleh mengadakan perjalanan jauh.
Pada hari Kamis Putih atau sehari setelahnya, Samana Santa diawali dengan dilaksanakannya perayaan ekaristi di Gereja Katedral Reinha Rosari. Kamis Putih ditujukan untuk merayakan malam perjamuan terakhir Yesus bersama ke-12 murid-Nya sebelum menyerahkan diri-Nya di kayu salib.
Selesai misa, dilanjutkan dengan pembukaan Kapela Tuan Ma. Siang harinya, dilakukan upacara „Muda Tuan, yakni upacara pembukaan peti yang selama satu tahun ditutup. Patung Tuan Ma dibersihkan, dimandikan dan dirias. Umat pun diberi kesempatan berdoa di hadapan patung ini.
Selanjutnya pada Jumat Agung (Sesta Vera), umat datang ke Kapela Tuan Menino tempat disimpannya patung Tuan Meninu yang melambangkan Yesus kanak-kanak. Prosesi Jumat Agung ini dimulai dengan pengarakan Tuan Meninu pada sebuah sampan menuju ke Pantai Kuce (Pohon Sirih) untuk di antar ke armida Tuan Meninu.
Umat kemudian menuju Kapela Tuan Ma dan menjemputnya dan dilanjutkan dengan menjemput Tuan Ana di Kapela Tuan Ana. Kedua patung tersebut diarak menuju Gereja Katedral. Prosesi dilanjutkan dengan Misa Yesus Kristus dan upacara penyembahan salib suci.
Malam puncak prosesi ditandai dengan munculnya empat sosok berpakaian putih yang bernama Lakademu atau dalam cerita kegamaan Katolik dikenal dengan Nikodemus, orang yang mengusung jenazah Yesus turun dari kayu salib. Prosesi via dolorosa (jalan derita) pun dimulai dengan diiringi lagu dan doa kedukaan.
Selama prosesi, peti Tuan Ana dibawa oleh keempat Lakademu. Sedangkan patung Tuan Ma mengiringi dari belakang Tuan Ana. Jalan derita digelar mengelilingi Larantuka menyinggahi delapan armida yang sudah disiapkan sebelumnya. Terakhir pada Sabtu Santo, terdapat upacara pengembalian patung Tuan Ana dan Tuan Ma ke tempat semula.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Baca Juga: Jadwal Misa Jumat Agung 2023 Online di Katedral Jakarta dan Cara Mengikutinya