Permohonan Maaf Mgdalenaf Dianggap CUma Bela Diri, Bagaimana Minta Maaf yang Tulus?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 06 April 2023 | 19:30 WIB
Permohonan Maaf Mgdalenaf Dianggap CUma Bela Diri, Bagaimana Minta Maaf yang Tulus?
Food Vlogger Magdalena Fridawati atau Magdalenaf saat ditemui di Polda Metro Jaya, Selasa (31/8/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mgdalenaf akhirnya buka suara setelah konten podcast bersama Samuel Christ menuai kontroversi karena curhatannya soal ingin dijamu sebagai food vlogger.

Dalam video berdurasi dua menit tersebut dengan rendah hati Magda menuturkan permohonan maafnya karena pernyataannya soal ingin dijamu dan bayar makanan dengan exposure. Yang akhirnya memberikan kesan negatif dan salah penafsiran banyak pihak di media sosial.

Disampaikan Magda sekaligus mewakili tim di belakang layarnya, bahwa kesalahanpahaman yang beredar di publik tidak sebanding dengan usaha yang sudah mereka lakukan untuk membantu mendigitalisasi UMKM kuliner di Indonesia.

Food Vlogger Magdalena Fridawati atau Magdalenaf saat ditemui di Polda Metro Jaya, Selasa (31/8/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]
Food Vlogger Magdalena Fridawati atau Magdalenaf saat ditemui di Polda Metro Jaya, Selasa (31/8/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]

“Tentu itu semua tidak mewakili bagaimana aku dan tim dalam 8 tahun terakhir ini benar-benar berjuang dengan tulus mendigitalisasi ribuan UMKM kuliner di Indonesia,” tuturnya melalui unggahan video di akun pribadi Instagram @mgdalenaf, dikutip pada Kamis, (6/4/2023).

Baca Juga: Profil Mgdalenaf, Food Vlogger yang Viral karena Dituding Cari Makan Gratis Bermodal Followers

Magda kemudian memaparkan prosedur pembuatan konten dalam mengulas resto atau makanan. Terdapat dua prosedur yang dimiliki oleh Magda dan tim. Pertama melalui endorsement atau iklan dan kedua review secara sukarela. Prosedur kedua ini, pemilik usaha tidak dikenakan biaya sepeser pun dan hanya menyediakan tempat untuk kebutuhan syuting.

“Prosedur kerjasama review sukarela itu dilakukan dimulai dari tim MGDALENAF akan melakukan riset dan kurasi objektif terhadap UMKM yang mau dituju. Kemudian tim MGDALENAF akan meminta perizinan syuting kepada pelaku usaha baik melalui WhatsApp atau sms resmi,” jelas Magda.

Tim Magda juga akan menyertakan portofolio media di akun media sosial MGDALENAF yang salah satu instrumennya adalah jumlah followers. Hal ini bertujuan agar pelaku usaha mengerti manfaat dari digitalisasi (konten) dari media MGDALENAF.

Sayangnya, video klarifikasi ini justu memancing pandangan lain dari warganet. Menurut warganet, video tersebut bukan berisi permintaan maaf, melainkan untuk pembelaan diri semata. Sebab tidak ada poin dari pernyataannya di podcast sebelumnya yang ia bahas.

“Gak ada hubungannya juga dengan pernyataannya yang kemarin di podcast-nya Christ. Ini mah kan dia jelaskan kalo orang butuh sama dia begitu lah prosedur dia jelaskan. Disini (poin soal pernyataan di podcast Christ) pihak resto enggak undang dial oh. Beda dengan konteks,” ungkap pengguna @iqbaldxxxx.

Baca Juga: Setelah Magdalena, Viral Penjual Bakso Bongkar Attitude Farida Nurhan

“Ini lebih ke pembelaan diri gak sih, bukan klarifikasi dan minta maaf,” singgung pengguna lain @lambehotxxxxx

Menurut psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi., melalui Klikdokter, pembelaan setelah melakukan kesalahan merupakan sikap yang umum dilakukan oleh banyak orang.

Pembelaan yang dilakukan oleh seseorang saat meminta maaf bertujuan untuk memberitahu ke oranglain akan maksud dan alasan mengapa ia melakukan hal tersebut.

“Konteksnya ini agar orang lain bisa memahami orang tersebut. Dan bisa juga ini salah satu cara orang itu untuk keluar dari sebuah masalah. Jadi, dia memberikan alasan-alasan agar dimaklumi dan dimaafkan atas kesalahan yang diperbuat,” jelas Ikhsan.

Perihal tulus atau tidaknya seseorang saat meminta maaf, baru bisa dilihat dari tindakan yang dilakukan setelahnya. Apakah ia benar-benar menyesal dan tidak akan melakukannya kembali atau sebaliknya.

Sebab, jika harus menilik pada gestur tubuh atau ekspresi saat menyampaikan permintaan maaf saja tidak cukup. Lantaran setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda.

Shilvia Restu Dwicahyani

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI