Suara.com - Saat berpuasa di bulan Ramadhan, umat Muslim tidak hanya diwajibkan untuk menahan rasa lapar dan haus. Namun, umat Muslim juga diminta menjaga hawa nafsu serta perilakunya, termasuk kebiasan buruk yang biasa dilakukan.
Salah satu kebiasaan buruk yang sering dilakukan sehari-hari yaitu berbicara kotor atau kasar. Kebiasaan satu ini sering kali dilakukan dalam kehidupan sehari-hari apalagi, oleh anak muda.
Namun, bagaimana jika seseorang berbicara bahasa kotor atau kasar saat sedang berpuasa? Apakah puasa yang dijalankan menjadi batal atau tetap sah?
Mengutip dari situs Universitas Islam An Nur Lampung, berbicara bahasa kasar adalah perbuatan yang bisa saja menyakiti perasaan orang lain. Kebiasaan ini tidak seharusnya diucapkan oleh umat Muslim, apalagi saat Ramadhan.
Baca Juga: Viral, Didatangi Polisi Jepang Saat Sedang Buka Puasa Karena Berisik
Menurut ilmu fiqih berbicara kasar saat Ramadhan tidak membatalkan puasa. Pasalnya, hal-hal yang membatalkan puasa yaitu karena masuk atau keluarnya sesuatu dari dua lubang (mulut dan kemaluan), seperti makan, minum, muntah dengan sengaja, bersetubuh, haid, nifas, dan sebagainya.
Meski tidak batal, bukan berarti umat Muslim dapat seenaknya berkata kasar saat puasa. Hal ini karena perbuatan tersebut tetap menjadi sesuatu yang tidak disukai oleh Allah SWT. Dalam hadis Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang mulia. Dan sesungguhnya Allah membenci orang yang lisannya kotor dan kasar.” (HR. Tirmidzi).
Sementara itu, dalam hadis lain juga dijelaskan kalau berbicara kasar juga termasuk dalam perbuatan keji yang Allah benci.
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta (bohong) dan perbuatan keji (kotor), maka Allah tidak memerlukan dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari).
Baca Juga: 3 Cara Berbuka Puasa yang Benar dan Sehat, Makan Perlahan Salah Satunya
Untuk itu, umat Muslim diharapkan untuk bisa menjaga lisannya ketika sedang berpuasa. Apalagi, berkata kasar juga bisa mengurangi pahala puasanya.
Tidak hanya itu, dalam Al Quran surat Qaaf ayat 18, Allah SWT menjelaskan, setiap perbuatan dan perkataan akan selalu dicatat oleh malaikat. Untuk itu, Allah selalu mendengar semua perkataan dan melihat perbuatan yang dilakukan.
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf [50]: 18)
Sementara itu, disarankan ketika sedang puasa menjaga lisan dengan hal-hal baik, dari membaca Al Quran, berzikir, membaca doa, salawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan lainnya.
Ketika ada sesuatu yang memancing untuk beradu lisan atau bertengkar, umat Muslim diharapkan untuk segera meninggalkannya. Jika orang itu terus memaksa, jelaskan kondisi diri sendiri sedang berpuasa.