Suara.com - Aksi keji Slamet Tohari (45) alias Mbah Slamet dukun pengganda uang Banjarnegara membunuh 11 korbannya menggunakan potas alias racun potasium sianida. Apa itu dan kenapa sangat mematikan?
Aksi pembunuhan Mbah Slamet terjadi di Desa Balun, Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Para korban dibunuh dengan cara diracun, yakni mencampurkan air minum dengan potas.
Para korban dibunuh karena menagih uang hasil penggandaan yang dilakukan Mbah Slamet, padahal sebelumnya dijanjikan uang hingga miliaran rupiah setelah meninggalkan uang puluhan juta.
Jenazah korban Mbah Slamet ditemukan aparat dikubur di halaman perbukitan miliknya, hanya beberapa yang dalam kondisi baru, selebihnya dalam kondisi tulang belulang dan sulit diidentifikasi.
Baca Juga: Rekam Jejak Mbah Slamet: Eks Napi Uang Palsu Jadi Dukun Pengganda Uang
Potas alias potasium sianida adalah salah satu jenis racun sianida dengan kode kimia KCN. Potasium sianida ini adalah bahan kimia dalam bentuk gas dan kristal, bekerja meracuni tubuh dengan cara mengganggu kinerja sitokrom C oksidase di sel bagian dalam dan mengikat oksigen.
Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Rabu (5/4/2023) bentuk potasium sianida ini berbentuk putih atau kristal padat. Saat tubuh terpapar zat beracun ini dengan cepat berakibat fatal alias mematikan.
Ini karena potasium sianida bekerja secara sistemik atau berdampak ke seluruh tubuh, khususnya pada organ yang paling sensitif atau kekurangan pasokan oksigen.
Organ yang paling terdampak zat ini yakni sistem saraf pusat atau otak, jantung dan pembuluh darah hingga paru-paru. Dalam industri, potasium sianida digunakan untuk mengekstraksi emas dan perak.
Sayangnya karena baunya tidak khas, menyebabkan sebagian besar orang tidak bisa mendeteksinya, sehingga tidak bisa mengenali sinyal atau peringatan berbahaya, apalagi potasium sianida menyerap air dari udara.
Baca Juga: Korban Serial Killer Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Jadi 12 Orang, Terakhir Pasutri Asal Lampung
Mengerikannya lagi potasium sianida tidak hanya berbahaya saat diminum atau dikonsumsi, terhirup, kontak dengan kulit dan mata akan sama bahayanya.
Sementara itu, kini polisi masih melakukan serangkaian penyelidikan, Kasat Reskrim Polres Banjarnegara AKP Bintoro Thio Pratama mengatakan hingga kini, polisi melakukan pendalaman dan penyelidikan guna mengetahui kepastian jumlah korban jiwa Mbah Slamet.
"Untuk jumlah pasti (korban pembunuhan Mbah Slamet) belum bisa kami pastikan. Namun kami terus melakukan pengembangan terkait kasus ini," ujar AKP Bintoro Thio Pratama.