Suara.com - Ibu Ida Dayak sedang mendapatkan sorotan publik setelah viral mampu mengobati berbagai penyakit serius. Seperti patang tulang, stroke, bahkan kelumpuhan. Dalam pengobatannya, dia sering menyebut sosok Panglima Burung. Siapakah dia?
Sosok ibu Ida ini begitu disambut antusias oleh masyarakat yang ingin mendapatkan bantuan untuk proses penyembuhan. Tak tanggung-tanggung, saking membludaknya orang, ibu Ida sampai harus dijaga ketat oleh aparat.
Ibu Ida dalam upaya pengobatannya menggunakan sebuah minyak tradisional dari suku Dayak yang disebut minyak Dayak bintang.
Saat akan mengoleskan minyak tersebut ke titik penyakit yang diderita pasiennya, ibu Ida sambil mengucapkan penggalan-penggalan kalimat tauhid serta menyebutkan nama Panglima Burung.
Baca Juga: CEK FAKTA: Ida Dayak Nyaris Kehilangan Nyawa Usai Obati Pangeran Arab
“Hidup panglima burung, hidup panglima Mandau, hadir! Yang menyembuhkan kamu itu Tuhan yang Maha Kuasa, Gusti Allah. Manusia hanya berusaha,” ujar ibu Ida saat mengobati salah satu pasien patah tulang, dikutip pada Rabu, (5/4/2023).
Ibu Ida meminta bantuan dari Panglima Burung untuk datang (secara ghaib) agar membantunya saat mengobati pasiennya. Kemudian, ibu Ida memijat dan menarik secara perlahan titik penyakit pasiennya.
Sosok Panglima Burung
Melansir dari laman Borneo, Panglima Burung disebut juga sebagai Panglima Perang Dayak. Masyarakat suku Dayak mempercayai Panglima Burung menghuni gunung di pedalaman Kalimantan sebagai tetua yang diagungkan.
Nama Panglima Burung kian mencuat setelah tragedi Sampit di tahun 2001. Panglima Burung disebut sebagai sosok yang menyatukan Suku Dayak dari berbagai penjuru.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Ida Dayak Dapat Penghargaan dari Presiden Jokowi ?
Terdapat banyak sekali versi mengenai sosok Panglima Burung yang beredar di masyarakat. Ada yang menyebut kalau Panglima Burung berwujud gaib dan bisa berubah wujud menjadi perempuan atau laki-laki tergantung situasi.
Sosok Panglima Burung pun disebut berwujud manusia yang sudah hidup ratusan tahun yang tinggal di antara perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Ada pula kabar mengenai Panglima Burung yakni tetua adat Dayak yang sudah meninggal tetapi keberadaan rohnya masih ada sehingga dapat diajak berkomunikasi melalui ritual.
Hingga sebuah cerita yang menganggap Panglima Burung merupakan jelmaan dari burung Enggang yang dianggap suci dan keramat di Kalimantan.
Sosok tentang Panglima Burung ini disebutkan hanya akan turun (tampak) ketika terjadi kekacauan di tanah Dayak. (Shilvia Restu Dwicahyani)