Suara.com - Mandi junub atau mandi wajib adalah hal yang cukup penting bagi umat muslim. Beberapa kondisi seperti bersetubuh, selesai haid, keluar darah nifas, keluar air mani baik disengaja atau tidak, membuat orang Islam diharuskan menyucikan diri dengan mandi wajib sebelum beribadah.
Melansir dari NU Online, ada hal yang perlu diperhatikan saat mandi junub agar tetap sah. Disebutkan bahwa tak boleh ada sabun atau sampo hingga mandi junub selesai.
Hal ini lantaran sampo atau sabun berpotensi mengubah sifat air itu sendiri. Penggunaan sampo dan sabun dikhawatirkan dapat membuat mandi junub tidak sah.
"Syaratnya mandi atau wudhu itu jangan ada di tubuh sesuatu yang merubah air, misal sabun, sampo atau yang lainnya. Makanya kayak orang mandi junub itu banyak yang salah, jadi 1 ciduk air lansung pakai sampo," tulis Kyai Haji Bahaudin Nursalim seperti yang dikutip Suara.com pada Sabtu (1/4/2023).
Sampo dan sabun tersebut dikatakan membuat air selanjutnya tak dapat menghilangkan hadas besar. Disarankan untuk menyelesaikan seluruh tata cara mandi junub terlebih dulu, kemudian setelah itu menggunakan sampo dan sabun.
"Tapi kalau kamu pakai sampo dulu, kalau rambutnya banyak, maka potensi air yang menyebar sudah menjadi mutagoyyir (kehilangan kemutlakannya). Karena itu, salah satu syarat mandi junub adalah jangan ada di tubuh sesuatu yang disebut yughoyyiru ma (mengubah)," lanjut Kyai Haji Bahaudin Nursalim.
Ia juga menegaskan untuk menghilangkan halangan-halangan yang berpotensi mengubah sifat air. Dengan demikian, ia meminta untuk menghilangkan adat memakai sampo dan sabun saat mandi junub.
Mandi junub harus diawali dengan membasuh tangan terlebih dulu sebanyak 3 kali. Bersihkan segala kotoran atau najis yang menempel di badan, kemudian berwudhu. Setelah itu siram kedua kaki dan mulailah mandi junub dengan mengguyur kepala 3 kali bersamaan dengan niat menghilangkan hadas.
Baca Juga: Selesai Haid Belum Mandi Wajib Sampai Subuh, Bolehkah Langsung Puasa Ramadhan?