Suara.com - Anak-anak yang belum akil baligh belum diwajibkan untuk berpuasa selama Ramadhan. Dikutip dari NU Online, ada tiga tanda anak dikatakan sudah akil baligh. Di antaranya, berumur lima belas tahun bagi anak laki-laki dan perempuan, keluarnya sperma setelah berumur sembilan tahun pada anak laki-laki, dan menstruasi setelah berumur sembilan tahun bagi anak perempuan
Meski begitu, mengajarkan konsep berpuasa dan ibadah lainnya selama bulan suci Ramadhan bisa dilakukan sejak anak belum akil baligh. Psikolog Anak Ayoe Sutomo, M.Psi., membagi tips mendampingi puasa pertama bagi anak dan cara menjelaskan tentang Ramadhan.
1. Kenalkan konsep Ramadhan sedini mungkin
Anak dapat mengenal dan diikutsertakan dalam berbagai kegiatan Ramadhan sejak usianya semuda mungkin. Akan tetapi, berikan infomasi tentang Ramadhan sesuai dengan usianya.
Baca Juga: Orang Tua Perlu Tau Cara Melatih Anak Puasa Ramadhan
“Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak. Jelaskan bahwa di bulan Ramadhan, umat muslim diwajibkan berpuasa, salat tarawih, serta melakukan berbagai kegiatan sosial seperti berbagi dengan sesama,” saran Ayoe bersama Tokopedia.
Anak juga perlu diberi pengertian bahwa berpuasa selama bulan Ramadhan tidak hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga harus belajar untuk mendalami agama. Salah satunya dengan belajar mengaji.
2. Ajarkan puasa sesuai tahapan usia anak
Kemampuan anak untuk berpuasa sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh tahapan usianya. Maka dari itu, orang tua sebaiknya mengajarkan puasa kepada anak berdasarkan usia. Untuk anak di bawah usia 7 tahun, orang tua bisa memperkenalkan terlebih dahulu konsep dan kegiatan puasa selama Ramadhan.
“Orang tua dapat mengajak anak usia 7-8 tahun untuk sahur. Buatlah kesepakatan selama belajar berpuasa. Jika anak tidak kuat puasa hingga maghrib, maka beri opsi bagi anak untuk berbuka saat azan zuhur. Setelah itu, anak bisa lanjut puasa hingga waktu buka,” kata Ayoe.
Baca Juga: Boleh Enggak Ajarkan Anak Puasa Dikasih Hadiah? Begini Hukumnya
Sementara untuk anak di atas 8 tahun, kesadaran menahan lapar dan haus saat berpuasa seharusnya sudah muncul. Anak juga sudah bisa diajarkan meningkatkan keimanan dengan rajin beribadah, termasuk mengaji dan melaksanakan salat sunah dan tarawih.
3. Siapkan makanan dengan nutrisi berimbang untuk sahur dan buka puasa
Makanan dengan nutrisi berimbang sangat penting agar tubuh anak tetap kuat selama bulan puasa. Orang tua bisa menyajikan makanan tinggi protein, seperti daging ayam atau sapi.
"Jangan lupa hidangkan makanan kaya serat, seperti buah dan sayur, untuk melancarkan sistem pencernaan anak," kata Ayoe.
Pastikan juga anak minum banyak air putih dan menghindari makanan gorengan, asin serta tinggi gula secara berlebihan.
4. Libatkan anak melakukan berbagai kegiatan dan beri apresiasi
Orang tua bisa bantu mengalihkan perhatian anak dari rasa lapar dan haus sekaligus mempererat hubungan melalui beragam rutinitas selama Ramadhan.
“Mulai dari belajar mengaji, salat duha, mendongengkan kisah nabi hingga mengumpulkan baju atau mainan layak pakai untuk disumbangkan ke masyarakat yang lebih membutuhkan,” saran Ayoe.
Ia juga menyarankan untuk memberi pujian saat anak berhasil melakukan hal-hal kecil seperti bangun sahur, sikat gigi sebelum imsak dan kegiatan kecil lainnya. Orang tua juga dapat menyampaikan apresiasi kepada anak dengan memberikan mainan favorit anak.
5. Ajak anak belanja baju muslim untuk berbagai kegiatan Ramadhan
Ajak anak untuk belanja baju muslim secara online agar lebih semangat puasa. Anak juga akan senang ketika diajak memilih warna baju muslim yang akan dikenakan saat buka bersama di luar atau ketika keliling masjid untuk salat tarawih.