Suara.com - Bulan Ramadhan jadi berkah rezeki bagi Irfan Hakim. Bagaimana tidak, presenter 47 tahun itu mengaku selalu kebanjiran job selama Ramadhan bahkan sampai kurang tidur.
Saking sibuknya, Irfan Hakim mengaku hanya bisa tidur dua jam per hari bisa juga tidak bisa pulang ke rumah. Suami Della Sabrina Indah Putri ini hanya sempat tidur di mobil atau lokasi syuting.
"Kadang pulang, kadang enggak. Tidur cuma dua jam dari jam 13.00 sampai jam 15.00," kata Irfan Hakim di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (28/3/2023).
Meski jadwal kerjanya sangat padat dari sore hingga siang di hari esok, Irfan Hakim mengaku itu jadi kenikmatannya di momen Ramadhan. Bukan soal materil saja, namun ia bisa memanfaatkan waktu bekerja menjadi sebuah kenikmatan untuknya.
Baca Juga: Kerjaan Padat, Irfan Hakim hanya Tidur 2 Jam Selama Ramadan
Kurang tidur secara terus menerus sebenarnya bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Berdasarkan anjuran Kementerian Kesehatan RI, orang dewasa seharusnya tidur selama 7-8 jam per hari.
Dikutip dari situs Kemenkes, kurang tidur hanya satu sampai dua jam per hari saja bisa memengaruhi suasana hati dan kesehatan fisik. Apalagi hanya tidur 2 jam per hari seperti Irfan Hakim.
Biasanya, orang yang kurang tidur bisa mengalami gejala seperti, sulit konsentrasi, pikun, kehilangan motivasi, temperamen, dan mengantuk sepanjang hari.
Dalam jangka panjang, kurang tidur bisa memicu penyakit kronis seperti diabetes, gangguan jantung, tekanan darah tinggi, dan obesitas. Bahkan, kurang tidur bisa memicu depresi dan penurunan sistem imun.
Beberapa riset menunjukkan bahwa pola tidur manusia juga bisa berpengaruh pada kadar gula darah, hormon yang mengontrol nafsu makan, bahkan persepsi otak akan makanan berkalori tinggi.
Baca Juga: CEK FAKTA: Lesti Kejora Bawa Rizky Billar ke TV Lagi, Irfan Hakim Malu
Sebuah penelitian berskala kecil yang dimuat dalam jurnal The Annals of Internal Medicine menambahkan bukti, terutama pada level seluler. Kurang tidur ternyata mengurangi kemampuan sel lemak untuk merespon insulin, hormon yang mengatur metabolisme dan berperan besar pada diabetes.
Dalam penelitian para partisipan diminta tidur 8 malam di laboratorium tidur. Selama 4 malam pertama mereka tidur dengan jam normal, lalu 4 malam berikutnya jam tidur mereka hanya dibatasi 4,5 jam. Ternyata, setelah 4 malam kurang tidur, sensitivitas insulin para responden turun 16 persen.
Lebih lanjut, sensitivitas insulin sel lemak turun sampai 30 persen pada level yang biasa dialami oleh orang obesitas atau diabetes.
"Sel lemak memerlukan tidur, dan jika jam tidur kekurangan secara metabolik mereka akan terganggu," kata Matthew Brady, peneliti senior.
Bila resitensi insulin yang tadinya sementara ini menjadi sering terjadi, maka kelebihan gula darah dan kolesterol akan berakumulasi di aliran darah sehingga memicu diabetes dan penyakit jantung.