Suara.com - Keberadaan media sosial membuat semakin banyak bermunculan istilah gaul populer, salah satunya Mental Yupi yang banyak digaungkan anak muda Indonesia, apa sih itu?
Seperti diketahui masalah kesehatan mental jadi sorotan anak muda, apalagi data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menunjukan usia 20 hingga 29 tahun menyumbang angka paling banyak kasus bunuh diri yang dilakukan penduduk dunia.
Ditambah setelah pandemi Covid-19 melanda, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga menyebutkan 20% persen penduduk Indonesia beresiko alami gangguan kesehatan mental. Apalagi gangguan ini juga mempengaruhi kesehatan fisik hingga menganggu aktivitas sehari-hari.
Nah, mental yupi disebut-sebut jadi salah satu cara efektif mencegah masalah kesehatan mental semakin parah hingga menganggu produktivitas, yang bahkan mengancam nyawa.
Baca Juga: Mood Berubah-ubah? Ini 5 Penyebabnya yang Harus Dikenali
Mental yupi adalah mental kenyal dan kuat dan terlihat selalu riang. Seseorang dikatakan memiliki mental yupi jika orang tersebut bisa bangkit kembali setelah mengalami kegagalan dalam hal apapun di hidupnya.
Filosofi mental yupi yang kuat ini juga dikenal dengan karakteristik bounce back dan elastic heart dan spread joys.
Seseorang yang memiliki mental yupi biasanya memiliki kepribadian hangat dan menyenangkan di lingkungannya. Apalagi ia juga orang yang kerap menyebarkan semangat positif, menambah mood orang di sekitarnya jadi lebih bahagia, sehingga bermanfaat untuk orang lain.
Melihat maraknya istilah ini, maka tercetuslan kampanye hastag Mental Yupi yang menurut Direktur Sales & Marketing PT YUPI INDO JELLY GUM, permen gummy tersebut bukan sekedar permen dengan catarasa buah manis dan segar semata, tapi bisa menimbulkan rasa senang, memperbaiki mood alias booster energi jadi lebih bersemangat.
"Dengan istilah mental Yupi bagi pribadi yang bermental kenyal dan happy alias bounce back, elastic heart, dan spread joys, gummy akan membuat setiap orang merasa bahagia, senang, dan bersemangat," ujar Juliwati Husman melalui keterangan yang diterima suara.com, Selasa (28/3/2023).
Juliwati berharap semakin banyak anak muda yang selalu bisa bangkit kembali setelah terpuruk, bahkan menjadikan kegagalan sebagai proses pembelajaran dan lebih semangat agar semakin baik di kemudian hari.
Termasuk saat patah hati bersedihlaj secukupnya, lalu bisa kembali pulih dan bahagia lagi, ditambah seseorang akan semakin bermental yupi jika bisa menjadikan apa yang dialaminya untuk bisa bantu orang lain agar tak alami hal serupa. Ini jadi salah satu tanda kebahagiaan bisa menular satu sama lain.
“Kami berharap dapat memberikan semangat dan inspirasi kepada semua orang untuk tidak menyerah dalam menghadapi tantangan kehidupan," tutup Juliwati.