Kehamilan istri memang jadi kabar yang menggembirakan, apalagi bila yang ditunggu anak pertama. Meski begitu, jangan sampai kegembiraan tersebut menimbulkan tindakan belanja impulsif perlengkapan bayi yang belum diperlukan, seperti baju, bedak, popok, dan lainnya.
Sebetulnya hal tersebut tidaklah salah, tetapi apabila barang-barang yang dibeli kurang penting, sama saja membuang uang percuma. Akan lebih baik jika uang tersebut ditabung terlebih dahulu untuk proses persalinan. Dengan demikian, alokasi dana menjadi lebih tepat guna.
2. Membuat Skala Prioritas Kebutuhan
Setelah menikah, boleh dikatakan kebutuhan menjadi lebih kompleks. Melihat kondisi yang demikian, sebaiknya susun dulu skala prioritas. Melalui skala prioritas, akan terlihat kebutuhan yang paling harus dipenuhi. Dengan begitu, yang kurang penting dapat dialihkan terlebih dahulu, sehingga pendapatan bisa disisakan untuk tabungan persalinan.
Dana untuk melahirkan bisa dikumpulkan setelah menikah dan sebelum melahirkan. Sebaiknya, berkonsultasi terlebih dahulu kepada bidan atau dokter yang menangani persalinan mengenai besaran biaya yang dibutuhkan
3. Menyisihkan Uang Sebesar 20 persen dari Pendapatan
Agar kebutuhan lain juga dapat terpenuhi, bisa membuat target untuk menyisihkan 20 persen dari pendapatan sebagai dana persalinan. Lama kelamaan, uang akan terkumpul tanpa adanya beban. Tabungan itu akan menjadi penolong biaya persalinan nantinya.
4. Memanfaatkan Tabungan Rencana
Saat ini, berbagai bank besar telah meluncurkan produk tabungan rencana. Tabungan rencana bisa jadi pilihan yang tepat bagi seseorang yang tidak disiplin dan lalai untuk menabung secara rutin.
Baca Juga: Nagita Slavina Masih Perang Dingin dengan Ayu Ting Ting, Pedangdut Sambelado Ini Selow Saja
Pasalnya, melalui tabungan rencana, saldo akan dipotong secara otomatis untuk ditabung. Pengambilannya pun dalam jangka waktu tertentu, sehingga tidak bisa sewaktu-waktu.