Istri Pejabat Ngaku Pakai Barang Branded KW, Tapi Kok Bisa Lolos Dibawa ke Eropa?

Dinda Rachmawati Suara.Com
Sabtu, 25 Maret 2023 | 17:10 WIB
Istri Pejabat Ngaku Pakai Barang Branded KW, Tapi Kok Bisa Lolos Dibawa ke Eropa?
Gaya Hidup Mewah Istri Sekdaprov Riau SF Hariyanto (Twitter/@PartaiSocmed)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Namun, banyak warganet yang mengaitkan dengan perjalanan mereka ke negara-negara Eropa, sambil menenteng tas-tas keluaran brand mewah tersebut. Pasalnya, Eropa dikenal ketat memberantas barang KW dan tak mengenal ampun terhadap penjual maupun pemakainya. 

Larangan Barang Palsu di Prancis

Prancis misalnya, negara ini memiliki undang-undang anti-pemalsuan terberat di dunia. Seperti dilansir Fashion Network, bos Comite Colbert Elisabeth Ponsolle des Portes, mengungkap, mereka yang memiliki barang palsu di sini dianggap sebagai kejahatan sejak 1994.

"Di Prancis Anda dapat didenda hingga 300.000 euro (Rp4,5 miliar) dan dipenjara selama tiga tahun" jika Anda memiliki barang palsu," kata dia.

Karena itu, Comite Colbert terus melakukan kampanye ini setiap dua tahun sejak 1995. Tak hanya di Prancis, tapi juga hingga Italia, Republik Ceko, Hongaria, Slovakia, Rumania, dan Kroasia.

Ponsolle des Portes berharap lebih banyak negara akan bergabung.

"Ini penting untuk Eropa, dalam hal pekerjaan," katanya.

Sebagai rumah bagi banyak merek mewah paling terkenal di dunia, Prancis sangat terekspos. Barang-barang palsu merugikan ekonomi 30.000 pekerjaan dan kehilangan pendapatan enam miliar euro setiap tahun, menurut Comite Colbert.

Pakaian, kacamata hitam, parfum, kosmetik, tas dan barang kulit, setengah dari 8,9 juta barang palsu yang disita di Prancis pada tahun 2011 adalah barang mewah, dengan produk Louis Vuitton yang paling banyak ditiru.

Baca Juga: Alasan Sekda Riau SF Hariyanto soal Ultah Anak Video Lawas Bukan di Hotel Mewah Tapi di Toko, Tebak Berapa Umurnya?

Secara global, ekonomi barang palsu bawah tanah berkembang pesat berkat belanja internet, sebagaimana dibuktikan dengan meningkatnya jumlah barang yang disita di kantor pemilahan pos.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI