Jadi Bulan Suci Bagi Umat Muslim, Ternyata Begini Sejarah Penamaan Ramadhan

Kamis, 23 Maret 2023 | 11:56 WIB
Jadi Bulan Suci Bagi Umat Muslim, Ternyata Begini Sejarah Penamaan Ramadhan
Ilustrasi Ramadhan. (Pixabay/ john peter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bulan Ramadhan jadi waktu yang istimewa bagi umat muslim. Selain berpuasa selama satu bulan penuh, momen Ramadhan juga kerap dimanfaatkan untuk beribadah lebih sering dan khusyuk dari biasanya karena pahala yang dilipatgandakan.

Selain sebagai momentum sakral untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah, pada bulan ini juga terdapat banyak rahmat yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Itu sebabnya, Ramadhan kerap jadi bulan yang paling dinanti.

Selain itu, bulan Ramadhan diyakini menjadi bulan yang sangat mulia, karena menjadi waktu diturunkannya Al Quran. Hal itu sebagaimana ditegaskan dalam surat Al-Baqarah [2]: 185 yang artinya, “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembela (antara yang benar dan yang batil)".

Dikutip dari situs NU Online, kata “ramadhan” diambil dari kata “ramidla” yang berarti panas. Para ulama kemudian menjadikan makna panas pada kata “ramadhan” dengan arti membakar atau menghapus semua dosa-dosa orang yang berpuasa pada bulan tersebut.

Baca Juga: 5 Keutamaan Puasa Ramadhan 10 Hari Pertama, Umat Islam Jangan sampai Terlewat!

Ilustrasi Ramadhan - Mitos di Bulan Ramadhan (Unsplash)
Ilustrasi Ramadhan (Unsplash)

Imam Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Muhammad al-Baghdadi, atau yang lebih masyhur dengan sebutan Imam al-Mawardi, dalam salah satu kitabnya menjelaskan, alasan tersebut karena pada bulan Ramadhan merupakan bulan pembakaran dosa.

Dalam riwayat Anas bin Malik, Rasulullah bersabda, “Dan sungguh, Anas bin Malik telah meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw telah berkata: Sesungguhnya, dinamakan Ramadhan karena membakar dosa".

Maksud dari membakar dosa pada hadits di atas, karena dengan beribadah puasa, semua dosa-dosa yang ada dalam diri umat Islam akan hilang. Puasa tersebut akan menghapus dan menghilangkan semua dosa-dosanya. (Imam al-Mawardi, al-Hawi al-Kabir lil Mawardi, [Beirut, Darul Fikr: 1999], juz III, halaman 854).

Imam Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Bujairami al-Mishri (wafat 1221 H), dalam kitabnya juga menyebutkan bahwa di balik alasan penamaan tersebut karena bulan Ramadhan bisa menghilangkan semua dosa-dosa yang ada pada diri seseorang yang berpuasa.

Hanya saja, ada beberapa alasan lain yang melatarbelakangi penamaan tersebut. Dalam kitabnya disebutkan, sesungguhnya, (dinamakan Ramadhan) karena menghilangkan dosa-dosa, atau membakar (dosa-dosa). Dikatakan (menurut satu pendapat), karena hati menerima panasnya nasihat (mauidzah).

Baca Juga: Beda dengan Timnas Indonesia, Pelatih Burundi Tak Masalah Pemainnya Tetap Puasa

Dikatakan (pula), dinamakan Ramadhan karena masyarakat terdahulu ketika memberi nama pada bulan-bulan dengan bahasa terdahulu, mereka menamakan bulan dengan musim yang bertepatan pada bulan tersebut, dan Ramadhan bertepatan dengan musim panas".

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada bulan Ramadhan seharusnya dijadikan momentum yang tidak sia-sia untuk bertobat kepada Allah atas segala dosa yang pernah dilakukan selama satu tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI