Suara.com - Makan camilan di waktu senggang memang terasa menyenangkan. Dari sisi psikologis, aktivitas itu juga ternyata memang bisa membuat tubuh produksi hormon bahagia berupa dopamin.
Psikolog Klinis Tara De Thouars menjelaskan bahwa perilaku makan camilan atau ngemil telah terbukti dapat menyalakan reward system di otak yang menghasilkan feel good hormone. Tetapi, setelahnya, ngemil juga bisa menyebabkan perasaan bersalah karena khawatir tubuh makin gemuk.
Dua sisi berbeda itu sebenarnya bisa diatasi dengan memilih camilan secara bijak.
“Lebih bijak dalam ngemil menekankan kepada kesadaran akan camilan yang dikonsumsi, alasan mengapa kita ngemil, dan bagaimana kesan yang didapatkan dari aktivitas ngemil. Lebih bijak dalam ngemil merupakan langkah tepat untuk mendapatkan kepuasan akan kebutuhan tubuh serta pikiran. Sehingga tidak menimbulkan penyesalan setelahnya,” jelas Tara, dalam rilis Mondelez Indonesia.
Ia mengungkapkan bahwa kebiasaan ngemil berlebih biasanya dipicu oleh rasa bosan atau kondisi emosi tidak stabil, yang lebih dikenal dengan sebutan emotional eating.
“Saat tekanan emosional hadir, tubuh seolah memberikan sinyal yang sama seperti rasa lapar fisik. Namun, dorongan tersebut tidak akan terpuaskan dengan makanan, sehingga bisa membuat tubuh kelebihan asupan," ungkap Tara.
Untuk mengatasi hal tersebut, Tara bagikan tiga kiat untuk lakukan ngemil lebih bijak.
- Kenali isyarat tubuh yang membuat ingin ngemil, misalnya apakah karena lapar apakah perlu ngemil untuk mengembalikan mood.
- Pilih camilan sesuai isyarat tubuh dan sesuaikan porsinya dengan panduan di kemasan.
- Nikmati camilan dengan memaksimalkan seluruh panca indera, sehingga dapat mengenali isyarat tubuh, kapan harus berhenti. Oleh karenanya, sebaiknya ngemil tidak dilakukan sembari berkegiatan lain.
Survei dari The State of Snacking Mondelez International ditemukan bahwa 93 persen masyarakat Indonesia mencari camilan untuk meningkatkan kesehatan mental. Selain itu, 72 persen responden juga mengatakan bahwa motivasi utama dalam memilih camilan ialah sebagai hadiah untuk diri mereka sendiri.
Bahkan, kegiatan ngemil dianggap sebagai waktu untuk melepaskan diri dari beban mental yang mengelilingi setiap hari. Menindaklanjuti temuan itu, Mondelez Indonesia melanjutkan kampanye #NgemilBijak dengan menambah panduan cara ngemil yang sehat pada setiap kemasan produknya, berupa informasi nilai gizi dan kalori berdasarkan peraturan Badan Pengawas Obat & Makanan (BPOM).
Baca Juga: Rekening Bank Ayah Mario Dandy Satriyo Diblokir, KPK Tingkatkan Perkaranya ke Tahap Penyelidikan
“Mondelez Indonesia berharap bisa memperkaya isi label pangan pada kemasan yang sebelumnya telah diatur oleh Badan POM, sehingga masyarakat menjadi lebih mudah memahami takaran saji produk yang mereka konsumsi,” kata Head of Corporate and Government Affairs Mondelez Indonesia Khrisma Fitriasari.