Kegemarannya dalam menulis semakin terasah ketika dirinya duduk di bangku perkuliahan, Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM. Saat itu, SDD mengambil jurusan Sastra Barat (saat ini Sastra Inggris).
Bakat seni yang melekat
Kemampuan berseni ternyata sudah begitu melekat pada tubuhnya. Tak hanya pandai dalam merangkai kata-kata, SDD juga pintar memainkan alat musik, bermain drama sampai permainan wayang.
Tidak hanya menulis puisi, Sapardi juga menulis cerita pendek dan novel. Tak sedikit juga berbagai karya penulis asing, esai, dan sejumlah artikel di surat kabar yang dia bantu terjemahkan.
Sempat menjadi Direktur dan Dekan Fakultas
Kegemilangannya sebagai sastrawan turut membawanya menjadi seorang direktur pelaksana Yayasan Indonesia yang menerbitkan majalah Sastra Horison.
Bukan hanya itu, mengutip dari Wikipedia, ia pun sempat menjadi redaktur majalah Basis, Kalam, Pembinaan Bahasa Indonesia, Majalah Ilmu-ilmu Sastra Indonesia, serta country editor majalah Tenggara di Kuala Lumpur.
Sapardi pun sempat mengajar sebagai dosen dan menjabat sebagai dekan Fakultas Sastra UI periode 1995-1999 sampai menjadikannya sebagai guru besar Universitas Indonesia.
Setelah purnatugas tak menghalanginya untuk mengajar. Pada tahun 2005, Sapardi aktif kembali sebagai dosen di Sekolah Pascasarjana, Institut Kesenian Jakarta.
Baca Juga: Jelang Imlek 2023, Google Ungkap Fakta Unik di Balik Tahun Kelinci Air
Penghargaan Internasional