Suara.com - Masalah lingkungan seperti sampah plastik bukan hanya tugas pemerintah, tapi anak muda khususnya Gen Z juga punya peran penting, karena akan mempengaruhi lingkungan masa depan tempat mereka tinggal.
Melalui pemikiran ini, maka digelarlah Festival Sampah Plastik: Jadikan Daur Ulang Menjadi Gaya Hidup yang berhasil mengumpulkan lebih dari 120 pelajar SMP dan SMA di Taman Literasi Blok M, Jakarta Selatan, Sabtu (18/3/2023).
Acara yang digelar atas inisiasi Save the Children bersama Child Campaigner Jakarta ini, ditujukan agar anak muda sadar tentang adanya perubahan iklim atau climate change, sehingga gaya hidup yang dilakukan anak muda khususnya Gen Z harus mau berubah.
Child Campaigner Jakarta, Zahra sebagai inisiator acara yang masih berusia 16 tahun dan duduk di bangku SMP di Jakarta Utara, mengaku dan sadar generasinya dikenal memiliki sifat pemalas, konsumtif, dan semua ingin serba praktis karena majunya teknologi.
Baca Juga: Bangunan Berkelanjutan dari Kayu yang Ramah Lingkungan sebagai Solusi Iklim
"Hasilnya, karena kita ingin serba praktis nggak mau repot, sampah plastik dari food delivery dan belanja online, atau beli minuman kemasan dalam botol plastik dan sampahnya makin banyak," ujar Zahra kepada awak media.
Kesadaran ini dirasakan Zahra sejak 2020 lalu atau tepatnya 2 tahun setelah bergabung dalam Child Campaigner. Ia semakin sadar terhadap haknya sebagai anak, termasuk hak belajar, hak mendapatkan lingkungan yang aman dan nyaman di masa depan.
"Jadi sekarang aku sudah berusaha ubah gaya hidup aku dan berusaha ajak teman-teman aku, mau mendaur ulang sampah plastik yang mereka punya," jelas Zahra.
Senada dengan itu, Chef Advocacy Campaign, Communication and Media, Troy Pantouw menemukan penelitian yang menyebut dengan perubahan iklim, generasi Z akan dihadapkan pada musibah banjir setahun dua kali.
"Di Jakarta juga sampah plastik terus menerus naik konsisten, dari yang tadinya 16 persen di tahun 2020, lalu naik jumlahnya 18 persen di 2022, sampah plastik ini jumlahnya makin tinggi, jadi kita harus waspada dan sangat berbahaya," timpal Troy.
Baca Juga: Lingkungan Kerja yang Buruk dan Dampaknya pada Kesehatan Mental Pekerja
Adapun dalam acara festival ini, selain menggelar talkshow dan edukasi. Dibuka juga workshop membuat sampah plastik jadi benda yang lebih bermanfaat, sehingga tidak langsung berakhir di tempat sampah.
Ada juga atraksi dan penampilan siswa berupa atraksi menggunakan alat musik yang terbuat dari sampah, atau barang didaur ulang.