Suara.com - Merek fesyen asal Australia, Not a Man's Dream, dapat kecaman publik lantaran membuat baju transparan yang menggunakan desain lafaz Allah. Baju itu dipamerkan pada acara Paypal Melbourne Fashion Festival (MFF), Sabtu (11/3/2023) pekan lalu.
Baju tersebut berbahan agak tipis yang panjangnya sampai ke kaki, tetapi dibuat tanpa lengan. Ada pula bahan yang dirancang menutupi bagian kepala model, seolah menjadi hijab. Seluruh baju tersebut terdapat tulisan bahasa Arab yang bila diartikan menjadi 'Allah berjalan bersamaku'.
Baju tersebut ternyata karya dari desainer Samantha Saint James. Setelah dapat kecaman publik, pihak MFF dan James pun langsung mengutarakan permohonan maaf secara terbuka.
"Festival tidak bermaksud untuk tidak menghormati siapa pun dan kami mohon maaf atas pelanggaran yang ditimbulkan,' demikian bunyi permintaan maaf tersebut pada Minggu (12/3/2023), dikutip dari OpIndia.
Baca Juga: Tampil Cantik saat Ikut Fashion Show, Lesti Kejora Malah Dihujat Warganet: Biasa Aja
Sementara itu, James juga mengakui kesalahannya dalam membuat pakaian tersebut. Hanya saja, ia menegaskan kalau dirinya sama sekali tidak bermaksud untuk menghina siapa pun.
"Saya telah memahami bagaimana beberapa pakaian telah menimbulkan pelanggaran. Itu kebalikan dari niat saya dan untuk itu, saya benar-benar minta maaf," ucapnya.
Permohonan maaf itu mulanya diunggah lewat akun Instagram resmi MFF juga brand tersebut. Tetapi, kekinian rupanya telah dihapus. Meski begitu ternyata disebarkan ulang oleh model di Australia dengan akun monakhalifaxo.
Menurut Mona Khalifa, karya tersebut tidak pantas karena menambahkan lafaz Allah pada selembar kain tipis. Ia menilai karya bersangkutan tidak sopan.
"Ada garis tipis antara seni dan rasa tidak hormat. Saya tidak bisa menahan amarah. Saya tidak bisa menunda ini lebih jauh. Tidak ada alasan bagi siapa pun untuk menempatkan kata 'Allah' atau sesuatu yang Islami pada hal seperti ini," keluh sang model.
Juru bicara Dewan Imam Nasional Australia, Bilal Rauf, juga menyebut kalau pakaian itu terlalu ofensif dengan seolah menunjukkan bahwa orang-orang dari semua agama menggunakan frase Allah.
"Penggunaan kata-kata dan simbol-simbol tertentu yang membawa makna religius harus digunakan dengan hormat," komentarnya.
Ia mengatakan bahwa frasa Allah, yang berarti Tuhan dalam bahasa Arab, digunakan oleh orang Kristen dan Muslim di seluruh dunia. Oleh karena itu, menurutnya, tidak pantas bila digunakan jadi desain untuk pakaian seksi.