Anda dapat membingkai batas waktu ini dengan cara yang tidak membuat pasangan Anda merasa seperti Anda pergi begitu saja.
“Mungkin salah satu dapat berkata, 'Oke, saya ingin melakukan percakapan ini. Saya perlu 10 menit untuk menenangkan diri. Aku mencintaimu, aku tidak ke mana-mana. Kita akan kembali ke sini, kita akan mencari tahu'," tambah dia.
4. Ajukan Permintaan Alih-alih Keluhan
Perkelahian sering dimulai dengan dua kata yang sama "Kamu selalu." Alih-alih meminta pasangannya untuk melakukan sesuatu yang ingin mereka lakukan, seperti membersihkan rumah, orang akan melompat untuk membuat tuduhan, menurut Ostrander.
Coba mengatakan, "Saya tidak merasa baik. Saya stres tentang kondisi rumah. Maukah kamu mengambil beberapa barang?". Ini lebih langsung dan hormat daripada merendahkan orang yang Anda cintai karena kegagalannya memenuhi kebutuhan Anda, kata Ostrander. Ini juga lebih mungkin membuat pasangan Anda menyelesaikan tugas.
5. Dengarkan, dan Minta Klarifikasi Pasangan Anda
Ketika saatnya tiba untuk duduk dan berbicara tentang penyelesaian konflik, Grody mengatakan hal terpenting yang dapat dilakukan pasangan adalah mendengarkan — tanpa menyela. Ini bisa lebih menantang daripada kelihatannya.
Jika pasangan Anda mengatakan dia tidak merasa didengarkan, misalnya, Anda harus mendengarkan sampai pasangan Anda selesai berbicara, menurut Grody. Kemudian, mintalah klarifikasi jika ada hal yang kurang Anda pahami.
6. Pelajari Cara yang Benar untuk Meminta Maaf kepada Pasangan Anda
Sama seperti orang memiliki bahasa cinta yang berbeda, Ostrander mengatakan bahwa kita juga memiliki bahasa permintaan maaf yang berbeda. Tidaklah cukup untuk mengakui bahwa Anda telah menyakiti orang yang Anda cintai dan Anda berhutang permintaan maaf kepada mereka: Anda harus cukup mengenal mereka untuk menyesuaikan permintaan maaf Anda dengan kebutuhan mereka, menurut Ostrander.