Haid dan Nifas
Setiap perempuan yang mengalami haid dan nifas diizinkan meninggalkan puasa Ramadan. Sebab darah haid dan nifas membatalkan puasa sehingga perempuan yang haid dan nifas tidak berdosa meski tidak puasa.
Hamil dan Menyusui
Selain haid dan nifas, hamil dan menyusui juga menjadi kondisi yang membuat perempuan dibolehkan meninggalkan puasa Ramadan. Sebab ketika hamil dan menyusui ada kekhawatiran jika kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi bisa terancam apabila berpuasa. Tapi selain mengqadha puasa ada kondisi yang membuat perempuan harus membayar fidyah dan qadha puasa.
3. Doa Puasa Qadha

Setelah mengetahui pengertian dan alasan yang membolehkan orang mengganti puasa Ramadan dengan qadha maka selanjutnya adalah doa atau niat puasanya. Niat puasa qadha tidak perlu diucapkan keras-keras dan cukup dengan niat tulus dari dalam hati. Adapun bacaan niatnya adalah sebagai berikut:
Nawaitu shauma ghadin ‘aan qadhaa’Il fardhi syahri Ramadhaana lillahi ta‘aala
Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”
4. Tata Cara Puasa Qadha

Berikut adalah tata cara menunaikan puasa qadha agar usaha mengganti puasa Ramadan yang ditinggalkan bisa diterima Allah SWT.
- Niat ikhlas karena Allah SWT
- Memerhatikan kesucian dan kebersihan jiwa dan raga
- Meninggalkan semua hal yang membatalkan puasa
- Menjalankan salat lima waktu, berdoa, dan berharap menerima berkah dari puasa qadha yang dilakukan.
Itulah doa puasa qadha beserta tata cara menunaikannya. Sebagai informasi hukum puasa qadha untuk mengganti puasa Ramadan adalah wajib. Jadi sudahkah kamu melunasi hutang puasa? Kalau belum segera lunasi karena batas waktunya adalah sebelum puasa Ramadan selanjutnya tiba.
Baca Juga: 6 Ide Jualan Bulan Puasa, Nggak Cuma Gorengan dan Es Buah yang Bisa Untung Melimpah
Kontributor : Safitri Yulikhah