Suara.com - Dilahirkan dari pasangan selebriti Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, Rayyanza Malik Ahmad atau Cipung seakan terbiasa dengan sorotan. Tak heran jika saat ini bocah berusia 1 tahun itu memiliki begitu banyak penggemar.
Bahkan, baru-baru ini, sebuah video viral memperlihatkan bagaimana Rayyanza Cipung diserbu para ibu-ibu yang gemas dengan sosoknya. Video yang diunggah kembali oleh akun Twitter @dwicxxxxxx memperlihatkan adik Rafathar tersebut tengah berada di salah satu mall di Jakarta.
Rayyanza Cipung tampak digendong oleh pengasuhnya Suster Rini, yang berusaha berlari untuk menghindari kerubungan para fans yang mendadak mengejar dan berteriak histeris melihatnya.
Ibu-ibu tersebut juga menyodorkan ponsel mereka untuk merekam dan memotret Rayyanza Cipung. Sementara itu, ada beberapa orang yang mengikuti mereka untuk melakukan pengamanan.
Keadaan terlihat begitu heboh, hingga ekspresi Rayyanza Cipung terlihat terkejut dengan ekspresi panik. Hal ini tentu menjadi sorotan tersendiri bagi banyak warganet yang khawatir dengan kondisi bayi tersebut.
"Ngeliat rayanza dikejar² sama orang-orang sambil teriak² keinget rafathar trauma gara² fansnya, semogaa ga bikin rayanza trauma kaya rafathar deh," ujar akun @tanyakanrl.
Tak sedikit yang juga emosi, mempertanyakan apa yang ada di pikiran orang-orang tersebut hingga mengejar anak kecil sampai tak bisa mengontrol diri.
"Benci bgt deh sama orang orang kalo liat seseorang yang terkenal langsung nyodor nyodorin hp anjj terus di kejarr kek pls itu ganggu kenyamanan orang tersebut woii ga sadar ap kitu tindakan yang menyeramkan," kata @oursxxxxxx.
"Orang-orang juga pada kenapasih… mereka tu mikir gasih itu tu anak kecil???!!!! gw kadang emosi sama mereka yang otaknya ga dipake ni… jangan terlalu over banget lah kasihan anak orang… tu bukan anak saudara lu… anak saudara lu juga gabakal mau kalo lu over kaya gitu," tambah @mikixxxxxx.
Baca Juga: Respon Sule Tak Diundang ke Nikahan Kiky Saputry: Gua Padahal Mau Ngasih..
"Please ya, gw tau kalian gemes sama cipung tapi dengan kalian rame rame nyerbu gini dan manggil manggil malah bikin si anak bingung dan panik. Pleasee laaahhh jangan samaain sama artis yang udah gede, yang udah gede aja pasti kerasa trauma," tulis @aestxxxx.
Namun, banyak pula dari mereka yang memyentil Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang terlalu mengekspos sang anak hingga akhirnya kejadian seperti ini terjadi.
"Tapi ini resiko yg harus ditanggung klo anak ikutan dijadiin sumber konten ga si, i mean disaat banyak selebriti nyembunyiin muka anaknya mrk malah ngumbar ngumbar gt menurutku ya siap siap aja bakal kaya kmrn rafathar, bukannya intropeksi diri," ungkap @ambixxxxxxx.
"Coba itu orang tuanya di sentil dikit, ini efek kalo dari artis punya anak terus sering di publish, besok2 itu coba tolong kasih bodyguard 2 buat nemenin Sus nya kalo lagi gendong anaknya," ujar @sekaxxxxxx.
Bahaya Sharenting
Dilansir News24, sharenting – gabungan dari 'parenting' dan 'sharing' – didefinisikan sebagai kebiasaan penggunaan media sosial untuk berbagi berita atau gambar anak-anak seperti yang dilakukan kebanyakan selebriti, dapat membahayakan anak dalam banyak hal.
Ini mengarah pada pencurian identitas, pelanggaran hak privasi dan perlindungan data, masalah kesehatan mental, dan bahkan penculikan atau perdagangan anak.
Liezel Gordon, pemimpin tim keterlibatan klien di Metropolitan GetUp mengungkap jejak digital anak-anak seringkali sudah terbentuk sebelum mereka lahir, karena setiap momen dalam hidup mereka yang berharga dibagikan secara online oleh anggota keluarga yang bermaksud baik.
Bahkan, sekitar 80% anak yang tinggal di negara Barat maju akan memiliki jejak digital sebelum mereka berusia dua tahun, menurut laporan tahun 2021.
“Sebagai orang tua, kita bertanggung jawab untuk melindungi anak-anak kita. Kita harus menghormati privasi mereka dan bertindak demi kepentingan terbaik mereka sambil mengakui bahwa mereka adalah manusia yang mandiri. Yang mengatakan, bagaimana kita menyeimbangkan hak privasi anak-anak kita dengan hak kebebasan berekspresi?” tanya Gordon.
Namun, dalam banyak kasus, keinginan orang tua untuk berbagi detail tentang anak mereka secara online tampaknya mengalahkan hak privasi anak mereka.