Suara.com - Tidak hanya orang dewasa, Anak-anak juga bisa mengalami depresi. Tak jarang juga orang dewasa yang pernah mengalami depresi di masa kecilnya. Lalu, apa penyebab depresi pada anak?
Dilansir dari Healthline, depresi masa kecil disebut berbeda dari anak murung yang terkadang tampak sedih atau kesal. Anak-anak, seperti orang dewasa, memiliki saat-saat ketika mereka merasa sedih. Fluktuasi emosional adalah normal. Lantas, apa saja yang bisa menjadi penyebab depresi pada anak?
Jangan abaikan gejala depresi pada masa kanak-kanak karena ini bisa menjadi masalah mental yang serius.
![Ilustrasi anak yang sedang mengalami depresi (Freepik/freepik)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/03/07/38680-ilustrasi-anak-yang-sedang-mengalami-depresi-freepikfreepik.jpg)
Seperti apa depresi pada anak?
Baca Juga: 5 Stimulasi Tepat Agar Anak Terhindar dari Speech Delay, Orang Tua Wajib Tahu
Anak-anak dengan depresi sering mengalami banyak gejala yang sama seperti remaja dan orang dewasa. Namun, anak-anak mungkin mengalami kesulitan mengekspresikan diri dan perasaan. Ini karena kosakata emosional mereka yang terbatas. Tanda-tanda anak-anak dengan depresi umumnya sebagai berikut.
- Lekas marah
- Perubahan perilaku dan temperamen
- Nafsu makan meningkat atau menurun secara drastis
- Peningkatan atau penurunan tidur
- Ledakan emosional atau vokal
- Sering menunjukkan penyakit fisik, seperti sakit kepala atau sakit perut
- Konsentrasi berkurang
- Penurunan kinerja di sekolah
- Mengekspresikan pemikiran negatif
- Sering membicarakan tentang kematian.
Apa yang menyebabkan depresi pada masa kanak-kanak?
Hal-hal yang bisa menyebabkan seorang anak depresi kemungkinan besar merupakan kombinasi dari berbagai faktor. Berikut faktor-faktor risiko yang dapat menjadi penyebab depresi pada anak.
1. Kesehatan fisik
Anak-anak dengan kondisi kesehatan fisik yang buruk bisa mengalami depresi karena ia akan merasa putus asa tak bisa bergaul dengan teman sebaya secara bebas. Keterbatasan ini menyebabkan stres, sampai akhirnya dalam beberapa kasus, berkembang menjadi depresi.
Baca Juga: Orangtua, Begini 3 Cara Menerapkan Pola Asuh Asertif pada Anak
2. Peristiwa yang membuat stres
Perubahan di rumah, sekolah, atau interaksi bersama teman dapat meningkatkan risiko anak untuk gejala depresi.
3. Lingkungan
Kehidupan rumah tangga yang kacau atau penuh tekanan dapat menempatkan anak pada risiko yang lebih besar untuk gangguan jiwa seperti depresi.
4. Sejarah keluarga
Anak-anak yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat masalah kesehatan mental lebih mungkin mengembangkan depresi pada usia muda.
5. Ketidakseimbangan biokimia
Tingkat hormon yang tidak merata juga dapat memengaruhi cara kerja otak. Hal ini dapat meningkatkan risiko depresi.
Cara membantu anak yang mengalami depresi
Perawatan untuk anak-anak dengan depresi kemungkinan harus melibatkan terapi dan obat resep. Ini bukan perawatan seumur hidup. Dengan monum obat sesuai resep dokter, gejala depresi bisa berkurang.
Meskipun demikian, penting untuk diingat, sama seperti apa yang terjadi pada orang dewasa, rencana perawatan untuk depresi masa kanak-kanak sering tergantung pada tingkat keparahan gejala. Kabar baiknya, perawatan yang tepat dapat membantu anak Anda keluar dari zona depresi.
Kontributor : Mutaya Saroh