Suara.com - Meski tak terlihat, pemilihan inner wear alias pakaian dalam yang tepat menjadi salah satu yang tak bisa diabaikan khususnya bagi kaum wanita. Pasalnya, dr. Nadia Alaydrus mengatakan jika pakaian pertama yang membungkus tubuh ini memberikan pengaruh besar terhadap kenyamanan, rasa percaya diri hingga memiliki dampak bagi kesehatan.
Pemakaian bra terlalu ketat atau tidak sesuai dengan ukuran misalnya, bisa meningkatkan risiko berbagai macam masalah kesehatan, salah satunya kanker payudara. Dalam hal ini, dr Nadia menjelaskan, ada beberapa penyebab kanker.
Penyebab kanker paling sering adalah genetik atau keturunan. Apabila ibu atau nenek memiliki riwayat kanker payudara, maka Anda harus lebih waspada. Penyebabnya lain adalah obesitas, hormonal, dan lainnya. Jadi, kata dia para wanita harus lebih waspada.
Selain penyebab, adapula risiko yang juga bisa memicu kanker. Misalnya, kata dr Nadia adalah gaya hidup seperti mengonsumsi makanan tidak sehat, kurang buah dan sayur, merokok, hingga pemakaian bra terlalu ketat.
Baca Juga: Kocak! Seorang Anak Terlihat Bawa Pakaian Dalam Wanita Saat Ibadah ke Masjid
"Penyebab tadi kalau tidak diimbangi lifestyle dan penggunaan inner wear (pakaian dalam) yang baik bisa sebabkan risiko kanker," ujarnya dalam bincang bersama Uniqlo bertajuk "Pemilihan Innerwear yang Tepat Berdasarkan Tahapan Kehidupan Perempuan", di Jakarta, Selasa (7/3/2023).
Selain kanker, lanjut dr Nadia, masalah kesehatan lain jika menggunakan bra terlalu ketat juga bisa membuat wanita merasakan nyeri punggung. Selain itu, ini juga menimgkatkan risiko iritasi. Terutama bagi wanita yang memiliki kulit yang sensitif dan alergi terhadap bahan metal atau logam dari kawat bra.
Sementara soal celana dalam, kata dr Nadia, pemilihannya juga tak boleh sembarangan. Pilihlah yang memiliki bahan yang menyerap keringat, agar tidak terperangkap dan bercampur dengan bakteri di area sensitif yang bisa meningkatkan risiko kesehatan lainnya.
"Keringat terutama di bagian lipatan itu lebih banyak. Kalau terperangkap, bercampur sama bakteri, bisa meningkatkan risiko lain. Mulai dari bau tak sedap, meningkatkan jamur, hingga keputihan," pungkasnya lagi.
Apa yang disampaikan dr Nadia juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Harvard. Melansir dari Times of India, penelitian ini mengaitkan penggunaan bra ketat dengan kanker payudara. Kondisi ini disebabkan karena mengenakan bra ketat dapat membatasi sirkulasi darah dan dapat merusak jaringan getah bening.
Baca Juga: Tak Kuasa Tahan Tangis Soal Kanker Payudara, Nunung Pasrah Bakal Lakukan Hal Ini
Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang memakai bra selama lebih dari 12 jam sehari.
Studi tersebut juga menemukan bahwa perempuan kelas menengah berada pada risiko yang lebih tinggi terkena kanker payudara karena mereka bekerja lebih lama. Karena pembuluh limfatik sangat tipis, mereka sangat sensitif terhadap tekanan dan terkompresi.
“Alasan utama mengapa bra yang sangat ketat berdampak buruk bagi kesehatan payudara adalah karena bra membatasi aliran getah bening di payudara Anda," kata Dokter Umum Dr. M D Mody.
"Biasanya cairan getah bening membersihkan bahan limbah dan racun lainnya dari payudara, tetapi bra menghambat tindakan ini sehingga racun dapat menumpuk di payudara dan meningkatkan perkembangan kanker,” imbuhnya.
Ahli onkologi Dr. M V Shah mengatakan bahwa wanita yang memiliki riwayat kanker payudara dalam keluarganya harus sangat berhati-hati dalam menggunakan bra.