Suara.com - Artis Nikita Willy kerap menjadi sorotan dengan gaya parentingnya yang berbeda. Pasalnya, Nikita Willy benar-benar menerapkan pola asuh agar putranya, Issa Xander Djokosoentono alias Baby Izz mandiri dan menjadi anak yang pemberani.
Baru-baru ini dalam potongan video yang diunggah akun Instagram @insta_julid, Nikita Willy mengaku tidak masalah jika Baby Izz harus jatuh bahkan benjol. Menurut Nikita Willy, hal tersebut dapat membuat Baby Izz menjadi sosok yang pemberani dan bisa belajar dari kesalahan.
"Gue ngasih tahu ke dia, walaupun baby kita tetap harus ajarin baby step ya sesuai usianya, tapi apapun itu, lo harus eksplor lo harus berani, lo nggak apa-apa jatoh, benjol dan segala macam," ujar Nikita dalam potongan video yang dibagikan akun Instagram @insta_julid, Sabtu (4/3/2023).
Selain itu, Nikita Willy mengatakan, ia selalu mendorong Baby Izz untuk melakukan berbagai hal. Bahkan, ia selalu meyakinkan kalau dirinya dan sang suami akan selalu ada untuk putranya itu.
Baca Juga: Nikita Willy Jadikan Bisnis Taksi Bahan Gombalan, Reaksi Suaminya Jadi Sorotan Warganet
"Nggak apa-apa karena kamu punya kita, punya ayah dan ibumu. Apapun yang elo hadapi, lo akan kesusahan tapi kita berdua nggak akan pernah ninggalin lo, jadi lo nggak akan pernah kesusahan sendirian," sambung Nikita Willy.
Tidak hanya itu, ketika Baby Izz dikenalkan ombak, lumpur, awalnya ia selalu takuk. Namun istri Indra Priawan ini selalu meyakinkan agar Baby Izz tidak takut dan menjadi anak pemberani.
"Beberapa video gue memperkenalkan sama ombak atau main-main lumpur, dia kan masih takut-takut, tapi abis itu dia selalu kayak mencari pertolongan, selalu nyari ke belakang. Habis itu gua kayak selalu bilang bahwa, nggak apa-apa aku di sini, ibu benar-benar di belakang kamu, dan gue mau itu yang akan selalu gue terapkan sampai dia besar nanti," jelasnya.
Untuk mengajarkan anak agar menjadi sosok yang berani sendiri memang bukan hal mudah. Apalagi anak sangat mudah takut akan berbagai hal. Meski demikian, terdapat beberapa cara khusus yang dapat dilakukan untuk mengajarkan agar bisa menjadi sosok yang pemberani. Melansir All Pro Dad, berikut beberapa cara untuk ajarkan anak berani.
1. Orang tua juga harus berani
Baca Juga: Nikita Willy Pamer Momen Bareng Issa, Netizen Malah Salfok: Garuk-Garuk Kepala Juga Ya
Untuk mengajarkan anak agar berani, hal ini harus diawali dengan orang tuanya. Artinya, orang tua juga harus berani akan hal tersebut. Pasalnya, anak akan melihat orang tuanya. Ketika orang tua takut, itu bisa membuat anak mengalami perasaan serupa.
2. Tantang dan puji anak
Agar anak berani, orang tua dapat menantang anak melakukan hal tersebut. Hal itu akan membuat anak terpacu. Selain itu, jangan lupa untuk memberikan pujian kepada anak ketika anak melakukannya. Hal tersebut mendorong anak untuk lebih percaya diri dan tidak takut di kemudian hari.
3. Jelaskan memiliki kemampuan genetik
Biasanya, bakat anak didorong karena kemampuan genetik dari orang tuanya. Dengan menjelaskan hal ini, bisa mendorongnya kepercayaan diri anak sehingga ia bisa lebih berani.
4. Tunjukkan sosok yang dapat mendorong keberanian
Orang tua dapat menunjukkan sosok yang pemberani untuk memotivasi anak. Dengan begitu, anak dapat belajar dari kisah sosok tersebut. Anak dapat terinspirasi sehingga menjadi lebih berani ketika melakukan hal yang ditakutinya.
5. Dorong mereka untuk berani melakukan
Dukungan atau dorongan dari orang tua akan sangat penting bagi anak. Dorongan tersebut akan memotivasi anak untuk menjadi lebih berani. Hal ini karena mereka akan melihat dukungan orang tua sehingga lebih berani.
6. Bangun kepercayaan diri anak
Orang tua dapat membangun kepercayaan diri anak. Cobalah untuk memuji dirinya, tetapi bukan performanya. Selain itu, jangan pernah membahas ucapan orang lain terhadapnya. Hal itu akan mendorong anak untuk jadi lebih percaya dengan diri sendiri.
7. Coba bermain peran
Orang tua dapat menggunakan metode main peran untuk mendorong anak menjadi pemberani. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun skenario yang dibuat. Orang tua dapat membuat peran anak untuk berani melakukan hal-hal yang ditakutinya.