Suara.com - Bonus demografi bisa menjadi modal Indonesia memiliki angkatan kerja usia produktif, yang bermanfaat bagi pertumbuhan bangsa dan negara. Untuk memastikan bonus demografi bermanfaat, kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) perlu ditingkatkan.
Pembangungan kompetensi dan keahlian sesuai standar industri menjadikan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus bisa bersaing dan siap menjadi pekerja maupun wirausaha.
Inilah yang menjadi alasan dilakukannya program revitalisasi SMK, yang merupakan wujud nyata dukungan pihak swasta terhadap program nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi yang dicanangkan oleh Presiden RI dan dilaksanakan melalui kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta Pemerintah Daerah, untuk menyiapkan tenaga kerja yang berdaya saing, terampil, bermutu tinggi.
Program Konsorsium Pengusaha RI bertujuan untuk menciptakan lulusan siap kerja dengan kompetensi keahlian sesuai standar yang dibutuhkan oleh industri. Kolaborasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta Konsorsium Pengusaha RI hingga saat ini telah merevitalisasi sebanyak 10 SMK di Jawa Tengah, sehingga pada akhir 2023 akan mencapai 16 SMK yang direvitalisasi dengan total biaya Rp 58 miliar.
Baca Juga: Gubernur NTT Punya Alasan Terapkan Jam Sekolah Mulai dari Jam 5 Pagi
“Terima kasih kepada Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi RI: Indofood, Sinar Mas, Yayasan Bakti Barito, iForte, Wings, Agung Sedayu, Triputra, Garudafood, Ciliandra, dan Astra yang telah merevitalisasi sekolah di Jawa Tengah dan telah membantu mengurangi beban APBD. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan selamat kepada 10 SMK yang telah direvitalisasi, SMKN 2, 4, 5, 6, 8 Surakarta, SMK Mandala Bhakti Surakarta, SMKN 2 Sukoharjo, SMKN 3 Semarang, SMKN 2 Kendal, dan SMK Tunas Harapan Pati. Semoga bantuan ini dapat dijadikan sebagai motivasi dalam pembelajaran anak-anak dan para guru sehingga suasana belajar mengajar lebih menyenangkan dan tujuan untuk meluluskan siswa SMK berdaya saing tinggi di dunia kerja dapat tercapai,” kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat meresmikan Program Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK) di SMKN 8 Surakarta.
Sebagai informasi, Konsorsium Pengusaha RI didirikan sejak tahun 2021. Beberapa tahapan Konsorsium dalam merevitalisasi SMK, memilih sekolah yang selaras dengan fokus rekomendasi Kemendikbudristek, menyelaraskan kurikulum dengan industri, melatih guru, membantu
infrastruktur dan mengembangkan teaching factory.
Selain itu Konsorsium mendukung pembelajaran link and match konsep 8+i dengan melakukan investasi dalam 3 komponen yaitu:
1. Soft Program, meliputi penyelarasan kurikulum, pelatihan dan magang guru untuk meningkatkan kapasitas guru dan pengembangan pembelajaran, hingga meningkatkan keterserapan lulusan. SMK disiapkan untuk mampu mendirikan dan mengelola Teaching Factory (TEFA), melatih soft skills dan hard skills melalui pekerjaan atau karya nyata yang dinilai langsung oleh industri atau pasar; hingga menjadikan SMK bagian dari rantai nilai pasok industri.
2. Peralatan, peralatan dipilih yang mendukung ‘merdeka belajar’ dan sesuai dengan kebutuhan industri. Sehingga lulusan siswa sudah terupdate sesuai perkembangan jaman dan terbiasa menggunakan peralatan sesuai standar industri.
Baca Juga: Tak Terima Ditegur Guru, Siswa SMK di Samarinda Ngamuk Sampai Bawa Parang ke Sekolah
3. Infrastruktur/fisik, renovasi ruang kelas atau ruang praktek guna membuat suasana belajar menjadi menyenangkan dan mendukung ‘merdeka belajar’.
“Kami meyakini bahwa kemajuan suatu bangsa terletak pada kualitas sumber daya manusianya. Tantangan ke depan, dibutuhkan generasi muda yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompeten di bidangnya. Tergerak oleh semangat yang sama, kami membentuk Konsorsium Pengusaha RI untuk mendukung program pemerintah dalam rangka revitalisasi SMK,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah dan Pengurus Konsorsium Pengusaha RI, Primadi Serad, dalam keterangannya.