Permintaan Air Minum Dalam Kemasan Diprediksi Meningkat di Bulan Puasa, Kenapa?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 02 Maret 2023 | 12:54 WIB
Permintaan Air Minum Dalam Kemasan Diprediksi Meningkat di Bulan Puasa, Kenapa?
Ilustrasi air minum dalam kemasan / botol minum (isockphoto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memasuki bulan Ramadhan, Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) memprediksi peningkatan permintaan air minum dalam kemasan (AMDK).

Permintaan AMDK pada ramadhan kali ini juga diperkirakan bakal mendekati kondisi pada masa sebelum pandemi. 

"Permintaan AMDK pada bulan Ramadhan tahun ini bisa tumbuh di atas 5 persen atau mendekati kondisi normal yang biasanya meningkat dua digit," kata Ketua Aspadin, Rachmat Hidayat dalam keterangannya baru-baru ini. 

Ilustrasi air minum dengan botol plastik sekali pakai. (Pixabay/fotoblend)
Ilustrasi air minum dengan botol plastik sekali pakai. (Pixabay/fotoblend)

Sebelum pandemi, permintaan AMDK, menurut Rahmat, meningkat double digit saat bulan puasa jika dibandingkan dengan satu bulan sebelum memasuki Ramadhan. Dia berharap pertumbuhan serupa juga akan terjadi pada bulan puasa kali ini.

Baca Juga: Melalui Diklat Manajemen Air Minum, YPTD PAMSI Berkomitmen Tingkatkan Ini

Rachmat mengaku optimistis dengan prospek penjualan AMDK di tahun ini. Aspadin yakin penjualan akan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun lalu asalkan syarat kondisi regulasi dan kebijakan pemerintah tetap kondusif bagi industri.

Berakhirnya PPKM, serta tradisi silaturahmi selama ramadhan dan lebaran menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya permintaan AMDK.

Dia menjelaskan, pelaku usaha AMDK sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi lonjakan permintaan selama Ramadhan. Mereka sudah meningkatkan produksi dan menyiapkan stok yang lebih banyak dibandingkan bulan sebelumnya sambil menjalankan kegiatan promosi yang relevan dengan suasana ramadhan untuk mendorong permintaan.

Rachmat menambahkan, AMDK merupakan industri yang terus bertumbuh dan menyerap lebih dari 40.000 tenaga kerja langsung dan ratusan ribu dengan multiplier effectnya.

Dia melanjutkan, AMDK merupakan bagian dari industri pengolahan, khususnya makanan dan minuman (mamin) dan merupakan salah satu industri utama penunjang Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar.

Baca Juga: Jangan Terkecoh Produk Berlabel Bebas BPA, Apakah Benar-benar Aman?

Pada 2022 lalu, industri mamin menyumbang 6,23 persen pada PDB. Industri mamin juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,57 persen pada kuartal ketiga 2022. Dia menjelaskan, kalau dihitung dari multiplier effect, AMDK menciptakan beragam industri seperti transportasi, distribusi, supplier bahan baku maupun permesinan dan sebagainya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI