Suara.com - Kebijakan tentang murid harus masuk sekolah jam 5 pagi di Nusa Tenggara Timur menjadi perhatian masyarakat luas. Kebijakan yang dikeluarkan oleh oleh Gubernur Viktor Laiskodat ini mendapat banyak protes dari para orang tua siswa.
Menurut orang tua siswa, kebijakan ini tidak hanya berpengaruh kepada anak tetapi juga orang tua. Dalam cuitan yang dibuat akun Twitter @dickysenda, memperlihatkan seorang emak-emak di Kupang yang protes akan kebijakan tersebut.
“Suara hati mama-mama Kupang soal kebijakan Pemprov NTT masuk sekolah jam 5 pagi,” tulis akun tersebut, Selasa (28/2/2023).
Sementara itu, dalam ucapannya menggunakan bahasa daerah, emak-emak tersebut mengatakan, para orang tua murid justru haru bangun 1-2 jam sebelumnya. Pasalnya, orang tua harus menyiapkan sarapan, kendaraan, serta minimnya angkutan umum karena masih pagi.
Baca Juga: Gubernur NTT Tidak Akan Cabut Kebijakan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi: Ini Penting!
Menurut emak-emak tersebut, hal itu bisa membuat para orang tua merasa stres. Apalagi buat para orang tua yang memiliki masalah kesehatan. Lantas bisakah adanya aturan tersebut membuat orang tua merasa stres?
Psikolog Klinis Anak & Remaja di Ohana Space, Kantiana Taslim, M.Psi., mengatakan, stres sendiri pada dasarnya kembali pada individu masing-masing. Pasalnya, setiap individu memiliki cara yang berbeda-beda dalam menghadapi berbagai situasi yang ada.
Kantiana mengatakan, adanya kebijakan tersebut memang bisa saja membuat orang tua stres. Hal ini karena, beberapa orang tua mungkin harus melakukan penyesuaian. Apalagi, mereka yang memiliki pekerjaan. Namun, bukan berarti adanya kebijakan semua orang tua ‘pasti’ alami stres.
“Untuk stres ini dilihat dari kondisi orang tuanya. Karena stres itu dari individu, saya enggak bisa bilang kalau orang tua pasti stres. Namun, ada kemungkinan ya bisa, karena beberapa orang tua butuh penyesuaian. Belum lagi itu berdampak apakah berpengaruh pada pekerjaannya,” jelas Kantiana saat dihubungi Suara.com (1/3/2023).
Tidak hanya itu, menurut Kantiana, hal lain yang penting diperhatikan itu menyakut semua. Artinya, kebijakan tersebut pasti akan memengaruhi waktu berangkat, lalu bagaimana keamanan anak untuk berangkat ke sekolah.
Baca Juga: Aturan Siswa Masuk Sekolah Jam 5 Pagi Tuai Protes, Publik Minta Terapin ke Gubernur NTT dan Jajaran!
Selain itu, beberapa orang tua juga harus mengantar anaknya. Padahal, setelahnya orang tua itu harus kembali bersiap-siap untuk bekerja. Bahkan, ada kemungkinan orang tua harus menyiapkan bekal anak yang berarti mereka harus bangun lebih awal. Oleh sebab itu, kebijakan ini pasti akan memengaruhi kehidupan orang tua juga.
“Kalau berangkatnya juga harus diperhatikan. Lalu keamanan anak juga harus diperhatikan. Belum lagi kalau anak diantar orang tua, setelahnya mereka juga harus bekerja. Ada juga anak-anak harus bawa bekal, itu berarti keluarga yang siapkan harus bangun lebih pagi,” jelas Kantiana.
Untuk itu, menurut Kantiana penting mempertimbangkan segala sesuatunya. Pasalnya, kebijakan ini secara tidak langsung juga berpengaruh pada kesejahteraan dan kesehatan orang tua.
“Ketika itu memengaruhi lingkungan anak, itu memengaruhi juga semuanya juga, termasuk orang tua. Oleh karena itu, mereka harus atur jadwal kembali. Itu juga perlu dipertimbangkan sih,” pungkas Kantiana.