Viral Pelajar SMA di NTT Diwajibkan Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi, Ini Dampaknya Bagi Anak

Dinda Rachmawati Suara.Com
Selasa, 28 Februari 2023 | 18:50 WIB
Viral Pelajar SMA di NTT Diwajibkan Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi, Ini Dampaknya Bagi Anak
Sebuah video memperlihatkan aktivitas guru SMA di NTT yang harus mulai proses belajar mengajar dari pukul 05.00 WITA. (Twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Viktor mengatakan budaya masuk sekolah lebih pagi bertujuan untuk mengasah kedisiplinan dan etos kerja para peserta didik. Ia pun meyakini kebijakan baru ini akan terasa berat bagi peserta didik maupun pengajar.

Namun demikian, Pria yang pernah menjabat sebagai anggota DPR RI Fraksi NasDem periode 2014-2018 ini mengatakan bahwa perubahan membutuhkan sebuah pengorbanan.

"Semua yang melakukan perubahan itu pasti sakit," ujar Viktor.

Dampak Masuk Sekolah Terlalu Pagi

Waktu tidur adalah salah satu yang akan berubah saat anak sekolah masuk terlalu pagi. Dilansir Hello Sehat, tidur merupakan salah satu kebutuhan anak. Tidur mendukung proses otak yang sangat penting untuk belajar, pengawetan memori, dan pengaturan emosi. 

Di malam hari, otak mengulas dan memperkuat informasi yang diperoleh selama seharian penuh. Ini membuat informasi-informasi yang mereka dapat saat di kelas seharian tadi akan lebih mudah untuk diingat di kemudian hari.

Melewatkan waktu tidur bisa sangat berbahaya. Seiring waktu, pola “tidur larut malam, bangun pagi buta” ini dapat menyebabkan sejumlah risiko kesehatan.

Remaja yang kurang tidur juga lebih cenderung lalai, impulsif, hiperaktif, dan menentang, sehingga bukan lagi berita baru bahwa remaja yang tidak mendapatkan cukup tidur tidak menonjol dalam bidang akademis dan perilaku. Anak yang kurang tidur lebih mungkin untuk tertidur di kelas selama pelajaran berlangsung.

Di samping itu, kurang tidur juga dikaitkan dengan risiko kolesterol tinggi dan obesitas di masa depan. Sebuah studi menemukan bahwa efek jangka pendek dari kurang tidur, seperti pilek, flu, dan gangguan pencernaan, lebih sering timbul ketika anak tidur kurang dari tujuh jam.

Baca Juga: Proses Belum Optimal, KPAI Sayangkan Sudah Ada Tindakan Bully di Kasus Penganiayaan yang Dilakukan Mario Dandy

Sebuah studi dalam Journal of Youth and Adolescence tahun 2015, dilansir dari Huffington Post, menemukan bahwa remaja yang tidur rata-rata enam jam per malam dilaporkan tiga kali lebih mungkin untuk menderita depresi. Kurang tidur juga meningkatkan risiko upaya bunuh diri anak hingga 58 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI