Suara.com - Indra Bekti digugat cerai oleh istrinya Aldila Jelita. Padahal diketahui kalau Indra Bekti masih jalani masa pemulihan pasca alami pecah pembuluh darah otak.
Menurut kuasa hukum Aldila, Milano Lubis, kliennya ajukan gugatan karena masalah yang berulang dan tak ada jalan keluarnya.
"Memang permasalahannya sudah lama. Jadi, memang sudah berulang-ulang permasalahannya dan memang sudah nggak bisa. Bekti sendiri juga mengakui," kata kuasa hukum Aldila Jelita, Milano Lubis di apartemen Brawijaya, Jakarta, Senin (27/2/2023).
Milano menyebut persoalan yang dimaksud terkait prinsip. Hanya saja, tak disebutkan secara detail.
Baca Juga: Sebelum Gugat Cerai, Aldila Jelita Bongkar Perubahan Indra Bekti: Pemarah dan Suka Bentak Anak
"Prinsipnya nggak ketemu. Mereka berdua dan Dhila juga sudah nggak sanggup untuk bareng-bareng lagi," kata Milano.
Kabar tersebut cukup mengejutkan publik. Pasalnya, Aldila terlihat selalu mendampingi suaminya selama sakit. Tapi rupanya, pasangan itu telah pisah rumah selama sepekan terakhir.
Hingga sekarang belum ada keterangan dari pihak Indra Bekti. Di sisi lain, benarkah kondisi pasca stroke mempengaruhi cara presenter 45 tahun itu dalam ambil keputusan?
Dikutip dari situs American Stroke Association, perubahan kepribadian ternyata bisa saja terjadi pada pasien, tetapi setiap orang bisa berbeda-beda. Perubahan yang terjadi setelah stroke ialah impulsif. Itu ditandai sebagai ketidakmampuan untuk berpikir ke depan atau memahami konsekuensi.
Impulsif lebih sering terlihat pada orang dengan sisi kanan atau stroke lobus frontal. Perubahan kepribadian setelah stroke itu bisa memicu stres, tetapi tidak selalu permanen.
Baca Juga: CEK FAKTA: Venna Melinda Main Licik agar Gugatan Cerai Ferry Irawan Ditolak Hakim
Seperti perasaan depresi lainnya, itu juga dapat diobati. Sehingga sangat dianjurkan bicara dengan penyedia layanan kesehatan tentang terapi bicara, kelompok pendukung, dan obat antidepresan.
Dalam situasi yang melibatkan perilaku impulsif atau tidak pantas, intervensi perilaku dapat membantu. Isyarat verbal dan visual serta pengingat berulang dapat membantu seseorang dengan kontrol impuls yang buruk untuk lebih tenang saat mengambil keputusan.