Jerome Polin Dibully Lagi Joget Pakai Baju Dokter, Ini Etika Dokter saat Beri Kabar 'Duka' ke Keluarga Pasien!

Senin, 27 Februari 2023 | 20:30 WIB
Jerome Polin Dibully Lagi Joget Pakai Baju Dokter, Ini Etika Dokter saat Beri Kabar 'Duka' ke Keluarga Pasien!
Jerome Polin dihujat lagi (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah heboh disebut party pooper, kini Jerome Polin kembali menuai kontroversi dengan konten joget TikTok terkait kematian pasien pakai jas dokter. Memang, gimana sih cara dokter mengabarkan kematian pasien yang benar?

Konten Kreator sekaligus Mahasiswa Pendidikan Kedokteran Universitas Indonesia, Ugiadam Farhan Firmansyah, Ekida Rehan Firmansyah, dan Youtuber Jerome Polim menuai banyak kecaman dari warganet. Hal ini karena konten yang dibuat mereka baru-baru ini.

Meski konten sudah dihapus, dalam video itu selain ketiganya asik joget bersama, tapi juga menyematkan kata-kata yang sering dokter gunakan sebagai pernyataan pasien meninggal dunia, yakni “Mohon maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin,”.

Potret jerome polin (Instagram/@jeromepolin)
Potret jerome polin (Instagram/@jeromepolin)

Setelah viral dan memicu perdebatan, Jerome juga menyampaikan permohonan maafnya dalam instagram story-nya, dilihat suara.com, Senin (27/2/2023). Ia berkata ada kesalahpahaman terkait video tersebut.  

Baca Juga: Tak Ingat Semua Kejadian Sebelum Operasi, Indra Bekti: Memori Gue Udah Dipotong Sama Dokter Kayaknya

"Aku sudah melihat teks yang ada di video itu juga dan aku pikir teks itu ditujukan untuk gerakan kami di video itu (tidak kompak), sama sekali tanpa ada niat menyinggung hal lain. Farhan pun sudah melakukan klarifikasi dan permintaan maaf akan hal ini," jelas Jerome.

Sementara itu melansir NCBI, dokter tidak hanya dilatih untuk bisa mendiagnosis penyakit dan memberikan pengobatan, tapi juga harus bisa berlatih kepada pasien sekarat dan keluarganya.

Namun kematian pasien dianggap sebagai salah satu kegagalan medis, yang artinya dokter tidak punya pilihan apapun kepada pasien sekarat dan keluarganya. Inilah sebabnya bagi beberapa dokter merasa berat, jika harus mengumumkan kematian.

Tapi dokter juga harus tahu, komunikasi yang baik bisa mengurangi rasa sakit dan penderitaan pasien sekarat maupun keluarga pasien.

Umumnya pasien yang sudah lama sakit dan sekarat, keluarga pasien sudah tahu apa yang terjadi di masa depan tapi tetap saja tidak mudah jika pasien benar-benar meninggal.

Baca Juga: Kerap Trending karena Kontroversial, Jerome Polin Disarankan Berhenti Unggah Konten Dulu

Jadi untuk mengumumkan kematian pasien, dokter harus menghindari kata-kata yang bersifat teknis, jadi gunakan komunikasi yang baik dan sederhana.

Mengutip Alo Medika, dalam tanya jawab dengan dr. Hunied Kautsar menjelaskan kabar duka harus disampaikan secara langsung dan dengan tatap muka bisa dengan meminta pasien datang ke rumah sakit, dan hindari memberi kabar kematian pasien lewat sambungan telepon.

"Kecuali keluarga pasien tinggal di tempat yang sangat jauh. Jika menyampaikan berita kematian harus melalui telepon, pastikan ada yang mendampingi penerima kabar ketika kabar buruk disampaikan," ujar dr. Hunied.

Ia juga menambahkan, dokter tidak disarankan menyampaikan berita kematian di koridor rumah sakit, sehingga informasi ini harus disampaikan di ruangan yang lebih tenang.

"Kabar buruk, jika memungkinkan, lebih baik disampaikan kepada anggota keluarga pasien yang sudah mengetahui riwayat penyakit pasien," jelas dr. Hunied.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI