Tren Conscious Consumption Bantu Jaga Lingkungan dengan Belanja Lebih Cermat, Gimana Caranya?

Senin, 27 Februari 2023 | 20:04 WIB
Tren Conscious Consumption Bantu Jaga Lingkungan dengan Belanja Lebih Cermat, Gimana Caranya?
Ilustrasi Pahlawan Lingkungan (unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam menjaga kesehatan bumi, pada dasarnya ada banyak hal yang dapat dilakukan. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengurangi konsumsi berlebih. Kebiasaan mengurangi konsumsi berlebih dikenal dengan nama conscious consumption.

Environmental Economist & Founder Think Policy Andhyta Firselly Utami alias Afutami mengatakan, tren satu ini pada dasarnya mengajak seseorang untuk bisa berpikir terlebih dahulu sebelum memutuskan membeli sesuatu.

Afutami menjelaskan, dengan tren satu ini, seseorang akan berpikir terlebih dahulu dampak yang ditimbulkan sebelum membeli sesuatu.

“Tren (conscious consumption) ini ajakannya simple, jadi memikirkan terlebih dahulu sebelum membeli sesuatu. Jadi enggak langsung beli,” jelas Afutami dalam acara Danone-AQUA X BEM UI: Voice of Youth Talkshow, Jumat (24/2/2023).

Baca Juga: Pemerintah Akan Gabungkan Bioetanol dengan Pertamax untuk Menyediakan Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Danone-AQUA X BEM UI: Voice of Youth Talkshow, Jumat (24/2/2023). (Fajar/Suara.com)
Danone-AQUA X BEM UI: Voice of Youth Talkshow, Jumat (24/2/2023). (Fajar/Suara.com)

Dengan memikirkan dampak yang ditimbulkan sebelum membeli suatu barang, itu akan membantu mengurangi efek buruknya bagi bumi. Pasalnya, limbah atau sampah barang-barang jika dikumpulkan ternyata bisa membuat kerusakan lingkungan.

Untuk itu, menurut Afutami, dengan conscious consumption ini akan membantu mencegah berbagai hal buruk tersebut. Meski demikian, tidak bisa dipungkiri jika untuk melakukannya bukanlah hal mudah. Namun, Afutami memiliki berbagai tips untuk memulai tren conscious consumption.

Afutami menuturkan, hal ini dengan mengurangi pembelian berbagai barang. Menurutnya, seseorang dapat melakukan berbagai hal sebelum ada di tahap membeli, di antaranya:

Memakai berbagai barang yang dimiliki sebelum rusak.
Meminjam barang yang dibutuhkan milik orang lain.
Seseorang juga bisa melakukan thrifting sehingga mengurangi membeli barang yang baru.
Jika sulit, bisa saling bertukar barang dengan teman.
Hal lain lainnya yaitu membuat barang tersebut dengan bahan yang dimiliki.
Jika memang beberapa tahap di atas sulit, seseorang dapat membeli barang tersebut sebagai pilihan terakhir.

Afutami menegaskan, tren ini bukan berarti melarang seseorang untuk membeli barang. Namun, menurutnya selama masih ada barang lama yang bisa digunakan, itu lebih baik. Selain itu, menurutnya, membeli barang mahal tetapi jangan waktunya lama juga akan lebih baik dibandingkan murah lalu mudah rusak.

Baca Juga: Sektor Pertambangan dan Otomotif Siap Gunakan Biodiesel untuk Indonesia Ramah Lingkungan

“Ini bukan berarti enggak boleh belanja ya, tapi kalau bisa beli tidak apa agak mahal, tapi jangka panjang dibandingkan murah tapi gampang rusak terus beli lagi gitu,” pungkas Afutami.

Di sisi lain, dalam mendukung tren ini, Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin mengatakan, pihaknya juga menerapkan kemasan yang dapat digunakan ulang. Arif menutukan, saat ini pihaknya telah menggunakan 70 persen galon ramah lingkungan yang dapat digunakan ulang.

Tidak hanya itu, pihaknya juga mengurangi tebal botol plastik sehingga mencegah penggunaan bahan berlebih.

“Sampai saat ini 70 persen menggunakan galon ramah lingkungan. Jadi sisi reuse ini paling besar. Untuk reduce-nya itu lebih ke mengurangi tebalnya botol plastik. Sementara 100 persen menggunakan botol yang bisa recycle,” jelas Arif.

Menurut Arif, dengan memperhatikan beberapa hal ini akan memberikan dampak baik. Hal ini karena menurutnya, yang menjadi tantangan itu ada bagaimana proses setelah produknya itu.

“Plastik digunakan karena ini penemuan yang luar biasa. Ini bagaimana terlindungi. Tantangannya itu post consumption. Makannya lebih ke bagaimana menggunakan secara bijak dalam menggunakannya,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI