Suara.com - Peristiwa pembunuhan Sosialita Hongkong Abby Choi berhasil menggemparkan dunia, termasuk Indonesia karena dilakukan mantan suaminya, Alex Kwong dengan cara yang sangat brutal yaitu tubuh dimutilasi dan dimasak.
Setelah polisi setempat melakukan penyelidikan, kuat dugaan motif pembunuhan dilakukan karena masalah uang, dan berbagai perebutan aset setelah Abby Choi dan Alex Kwong bercerai. Lalu, kenapa ya uang bisa membuat orang kejam dan tega membunuh?
Melansir Mirror dari situs Hongkong, Senin (27/2/2023) Abby Choi diduga dibunuh karena berencana menjual apartemen mewah milik Anthony Kwong, yang merupakan saudara iparnya, dengan nilai 7,6 juta euro atau setara Rp 23 miliar.
Uang hasil penjualannya disebut-sebut akan jadi milik Abby Choi, jika ia berhasil membuktikan bahwa memang dialah yang membayar dan membeli apartemen itu, dimana saat itu Abby Choi sudah menghubungi pengacara.
Baca Juga: Kronologi Abby Choi Dimutilasi Mantan Suami, Ngeri Bagian Tubuh Model Cantik Itu Dimasak Jadi Sup
Mengerikannya, pembunuhan ini tidak hanya melibatkan Alex Kwong, tapi juga Anthony Kwong dan mantan mertuanya yang tidak lain seorang mantan polisi, yang ikut merencanakan dengan cermat pembunuhan dan mutilasi Choi.
Sementara itu mengutip Greater Good Berkeley Edu, masalah kesehatan mental yang dikaitkan dengan uang disebut juga dengan affluenza. Ini adalah kondisi saat seseorang kelebihan beban utang, cemas karena boros, dan butuh diakui secara sosial.
Beberapa penelitian menunjukan banyaknya kekayaan berbanding terbalik dengan empati dan kasih sayang. Sehingga semakin kaya seseorang maka semakin rendah rasa empati yang dimilikinya.
Bahkan penelitian dalam jurnal Psychological Science menemukan orang dengan status ekonomi lebih rendah, punya kemampuan lebih baik dalam membaca ekspresi orang lain. Sedangkan kemampuan membaca ekspresi jadi salah satu tanda penting, seseorang memiliki empati.
Disebutkan juga kekurangan harta benda bisa memupuk kecerdasan emosional orang jadi lebih besar. Sebaliknya, memiliki lebih banyak harta benda berisiko sebabkan perilaku jadi lebih buruk.
Baca Juga: Sadis! Model Cantik Abby Choi Tewas Dimutilasi Mantan Suami, Tubuhnya Dimasak Jadi Sup
Studi UC Berkeley di San Francisco menyebutkan, pengemudi mobil mewah kemungkinan 4 kali lebih sedikit mau berhenti dan membiarkan pejalan kaki menyeberang, malah lebih banyak dilakukan mobil yang lebih murah.
Dengan potret ini menunjukan jika orang yang hanya memikirkan uang, bisa membuat orang tersebut jadi berperilaku tidak etis atau tidak bermoral.
Ditambah Peneliti Harvard dan University of Utah, menemukan peserta lebih cenderung berbohong dan berperilaku tidak bermoral, setelah terpapar kata-kata yang berhubungan dengan uang.