Tak Bayar Utang! Ressa Herlambang Kabur Dari Rentenir, Gimana Hukumnya Dalam Islam?

Minggu, 26 Februari 2023 | 12:45 WIB
Tak Bayar Utang! Ressa Herlambang Kabur Dari Rentenir, Gimana Hukumnya Dalam Islam?
Potret Ressa Herlambang (Instagram/@ressaherlambang)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Ressa Herlambang akhir-akhir ini menjadi sorotan. Pasalnya, Ressa Herlambang terseret beberapa kasus, dari penupaan, hingga memiliki utang.

Bahkan, penyanyi 37 tahun ini dikabarkan dikejar bank keliling atau rentenir karena belum juga membayar utang-utangnya.

 Hal ini diungkapkan langsung oleh teman lama Ressa Herlambang, Kiki Kanoe. Berdasarkan pernyataannya, ia pernah ditipu hingga menyuruh teman ibunya untuk meminjam uang ke rentenir. Namun, Ressa Herlambang tidak mau membayar pinjaman tersebut.

Ressa Herlambang dan Kiki Kanoe akhirnya berdamai di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (25/2/2023). [Rena Pangesti/Suara.com]
Ressa Herlambang dan Kiki Kanoe akhirnya berdamai di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (25/2/2023). [Rena Pangesti/Suara.com]

"(Kata teman ibu Ressa) 'Saya sudah sakit jantung, sama Ressa disuruh pinjam ke rentenir tapi dia tidak mau bayar'," ujar Kiki Kanoe ditemui di Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Kamis (23/2/2023).

Baca Juga: Makin Panas! Venna Melinda Bakal Gugat Balik Ferry Irawan, Minta Kembalikan Uang Rokok hingga Utang Online

Tidak hanya itu, ketika teman ibunya menagih, ia malah dimaki-maki oleh Ressa Herlambang. Padahal, berdasarkan rekaman teman ibunya itu, justru dirinya yang diteror karena Ressa Herlambang tidak ingin membayar utangnya.

"Ressa, tolong kembalikan uang dokter Heru sama bank keliling yang masih kurang. Masa aku yang diteror? Aku kan menolong Ressa baik-baik. Aku dikatai anj***. Ngapain lu bawa-bawa keluarga gue," ujar si ibu dalam rekaman.

Berbicara mengenai utang sendiri pada dasarnya adalah kewajiban yang harus dibayarkan. Apalagi, dalam ajaran agama Islam utang menjadi hal penting karena ini akan memengaruhi amalan ketika hari akhir nanti.

Mengutip Muslim, utang akan dibawa mati dan bisa menjadi penghalang untuk masuk surga. Padahal, bisa saja orang tersebut meninggal secara syahid. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

“Demi yang jiwaku ada ditanganNya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua kali, dan dia masih punya hutang, maka dia tidak akan masuk surga sampai hutangnya itu dilunasi.” (HR. Ahmad No. 22546, An Nasa’i No. 4684).

Baca Juga: Krisna Mukti Bongkar Borok Ressa Herlambang yang Tak Diketahui Orang, Netizen Kok Singgung Nama Nikita Mirzani?

Tidak hanya itu, dikatakan kalau seorang Muslim tidak akan merasa tenang di akhirat karena dirinya menggantung sebab utang yang belum lunas. Hal ini karena mereka tidak memiliki kepastian karena belum melunasi utangnya. 

Dalam sebuah hadits lainnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Jiwa seorang mukmin tergantung karena hutangnya, sampai hutang itu dilunaskannya.” (HR. At Tirmidzi No. 1079, Ibnu Majah No. 2413).

Dianggap Allah SWT sebagai pencuri

Mereka yang memiliki utang, jika sampai hari kiamat tiba belum juga lunas, maka Allah SWT akan menganggapnya sebagai pencuri. Hal ini diucapkan langsung dalam sebuah hadits. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah no. 2410).

Untuk itu sangat dianjurkan ketika memiliki utang agar segera dilunaskan. Dengan meninggalkan utang, itu akan menjaga harga diri dan martabat serta selamat dari kesengsaraan. Umar bin Abdul Aziz berkata:

“Aku wasiatkan kepada kalian agar tidak berhutang, meskipun kalian merasakan kesulitan, karena sesungguhnya hutang adalah kehinaan di siang hari kesengsaraan di malam hari, tinggalkanlah ia, niscaya martabat dan harga diri kalian akan selamat, dan masih tersisa kemuliaan bagi kalian di tengah- tengah manusia selama kalian hidup.” (Umar bin Abdul Aziz Ma’alim Al Ishlah wa At Tajdid, 2/71).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI