Suara.com - Sampah plastik low-value seperti kantong kresek bekas kerap tidak terkelola dengan baik karena berat jenisnya yang ringan dan dianggap tidak memiliki nilai ekonomi signifikan.
Padahal, sampah jenis ini dapat diolah kembali dalam konsep ekonomi sirkular untuk Infrastruktur yang berkelanjutan, yakni menjadi aspal plastik. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Justin Wiganda.
"Sebagai bahan baku campuran aspal dengan spesifikasi tertentu, sampah plastik low-value dapat meningkat nilai ekonominya menjadi high-value karena dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi," jelas dia dalam acara Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) bersama Chandra Asri, baru-baru ini.
Pemanfaatan sampah plastic low-value ini, kata dia juga dapat meningkatkan jumlah bahan baku daur ulang plastik yang terkumpul, meningkatkan nilai ekonomi sampah plastik dari low-value menjadi high-value dan membantu memberikan pendapatan lebih bagi pelapak dan pekerja sektor informal lainnya serta mendorong pertumbuhan Industri Daur Ulang dalam negeri.
Pemanfaatan sampah plastik low-value untuk pengaspalan jalan juga sudah dilakukan di beberapa kota besar di Indonesia. Berdasarkan penelitian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), penambahan sampah plastik low-value jenis kresek terbukti dapat meningkatkan stabilitas jalan hingga 40%.
Salah satu daerah yang telah sukses mengimplementasikan jalan aspal plastik adalah Kabupaten Garut. Berkolaborasi dengan Chandra Asri dan Yayasan Bakti Barito, Pemerintahan Kabupaten Garut berkomitmen untuk menerapkan jalan aspal plastik sepanjang 50 km pada tahun 2022 hingga 2023.
Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Garut, Asep Oo Kosasih mengatakan, aspal plastik dapat meningkatkan efisiensi anggaran pemeliharaan karena stabilitas jalan yang meningkat hingga 40% sehingga jalan tidak mudah retak dan dapat digunakan lebih lama dibandingkan aspal konvensional.
"Hal ini sejalan dengan misi Garut untuk mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan serta kemantapan infrastruktur sesuai daya dukung dan fungsi ruang untuk dapat mendorong percepatan ekonomi, sosial dan budaya," pungkasnya.
Untuk diketahui, Chandra Asri pertama kali menerapkan aspal plastik untuk jalan di pabriknya sendiri di tahun 2018 dengan berkolaborasi bersama anggota ADUPI untuk pemenuhan bahan baku cacahan plastik.
Baca Juga: Cerita Nadia Mulya Dicap Polisi Plastik oleh Teman, Edukasi Lingkungan Bikin Orang Takut?
"Sejak itu, Chandra Asri proaktif menjalin kerja sama dengan Pemerintah, mitra bisnis, dan pemangku kepentingan lainya untuk melanjutkan program Aspal Plastik untuk Indonesia Asri ini," jelas Direktur Legal, External Affairs, and Circular Economy Chandra Asri, Edi Rivai pada kesmepatan yang sama.
Hingga tahun 2022, Chandra Asri dan mitra telah mengimplementasikan aspal plastik di sepanjang 78,3 km jalan dengan mengelola lebih dari 650 ton sampah plastik dari TPA.