Suara.com - Jelang bulan Ramadhan masyarakat banyak yang berniat menjalani puasa Nisfu Syaban, yang digadang-gadang sebagai puasa sunnah terbaik untuk umat islam karena dianggap bentuk suka cita menyambut bulan suci. Beneran manfaatnya bisa menghapus dosa?
Puasa Nisfu Syaban adalah puasa yang dilakukan di bulan Syaban dan umumnya dijalankan di pertengahan bulan atau tanggal 15 ke atas.
Adapun sunnah puasa Nisfu Syaban dijalankan Rasulullah, sesuai hadist yang diriwayatkan dari Siti Aisyah, bahwa Nabi Muhammad berpuasa di bulan Syaban tapi tidak berpuasa penuh.
"Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadlan; dan aku tidak pernah melihat beliau dalam sebulan (selain Ramadhan) berpuasa yang lebih banyak daripada puasa beliau di bulan Sya’ban’," Hadist Riwayat Muslim.
Baca Juga: Kapan Malam Nisfu Syaban Tahun 2023, Berikut Penjelasannya
Adapun tata cara puasa Nisfu Syaban, yaitu sebagai berikut mengutip NU Online, Kamis (23/2/2023).
- Puasa Syaban tidak boleh dilakukan atau haram dilakukan jika sudah melebihi tanggal 16 bulan Syaban.
- Puasa Syaban harus dilakukan pada tanggal 1 hingga 15 bulan Syaban.
- Tapi jika orang puasa Senin-kamis atau Puasa Dawud, meski sudah melewati separuh bulan Syaban.
- Jika puasa yang dilakukan adalah puasa qada atau nazar, dijalankan di lebih dari setengah Bulan Syaban maka hukumnya diperbolehkan.
- Saat menjalankannya harus diawali dengan niat, seperti Nawaitu shauma sya’bâna lilâhi ta’âlâ, yang artinya Saya niat puasa Syaban karena Allah ta'ala.
- Lakukan makan sahur, karena lebih utama makan sahur dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.
- Melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan semisalnya.
- Lebih menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa.
- Segera berbuka puasa saat tiba waktu maghrib.
Ada anggapan puasa Nisfu Syaban bisa menghapus doa selama setahun penuh, padahal hikmah puasa Syaban adalah akan mendapatkan syafaat Rasulullah di hari Kiamat kelak.
"Puasa sunnah yang keduabelas adalah Puasa Sya’ban, karena kecintaan Rasulullah saw terhadapnya. Karenanya, siapa saja yang memuasainya, maka ia akan mendapatkan syafaat belau di hari kiamat," ungkap Syekh Nawawi al-Bantani.