Suara.com - Industri tata rias semipermanen saat ini menjadi salah satu bidang yang meningkat popularitasnya di tengah masyakarat, hingga bisa dikatakan sebagai salah satu bisnis yang menjanjikan.
Tata rias semipermanen sendiri memiliki dua tipe jasa layanan kecantikan mulai dari sulam alis, sulam bibir, hingga sulam garis mata (eyeliner), serta jasa layanan camouflage atau kamuflase seperti memperbaiki garis rambut (hairline), hingga menutupi stretch mark (stretch mark cover up) pada bagian tubuh.
Anggie Rassly, Ketua PERTASPI organisasi resmi yang menaungi para pelaku bisnis dan tenaga ahli atau profesional Tata Rias Semipermanen di Indonesia, memgatakan, agar ondustir tata rias semipermanen mempunyai kualitas yang bertaraf internasional, ada hal yang perlu diperhatikan, terutama terkait dengan persiapan kerja.
"Persiapan area kerja sangatlah penting untuk diperhatikan untuk kenyamanan customer dan juga sebagai cerminan kinerja setiap ahli tata rias semipermanen," jelas dia dalam siaran pers yang Suara.com terima belum lama ini.
Baca Juga: 5 Cara Merawat Buku agar Tidak Cepat Rusak, Dijamin Efektif!
Persiapan Area Kerja Tata Rias Semipermanen
Ada tiga kategori untuk memisahkan perlengkapan tata rias semipermanen, yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat-alat tajam yang menusuk ayau menembus kulit klien seperti jarum digital blading dan pisau microblading.
Apapun jenis jarum dan pisau yang dipilih, setiap tenaga ahli harus sangat memperhatikan tingkat keamanan dan kebersihan dengan memastikan jarum ayau pisau hanya sekali pakai, serta sterilisasi rutin pada gagang atau pegangannya.
Sedangkan yang termasuk kategori sedang adalah peralatan yang bersentuhan dengan kulit secara tidak langsung tapi tidak menusuk/menembus kulit, seperti pena, sarung tangan, nampan aluminium, wadah pigmen, plastik penutup alat dan kabel, dan lain sebagainya.
Disarankan menggunakan plastik pembungkus dan penghalang pada setiap permukaan alat di kategori ini. Dan kategori rendah adalah alat-alat yang menyentuh kulit secara langsung, tapi tidak menusuk/menembus kulit, seperti pensil alis atau bibir, gunting, pinset, penggaris alis, meja, bangku, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Inilah Khasiat Cuka Kurma, Dapat Mencegah Resiko Diabetes Menurut Zaidul Akbar
"Penempatan alat-alat di kategori ini sebaiknya dipisahkan dari kategori tinggi dan diambil kalau dibutuhkan," ungkap Anggie.
Nah berikut adalah cara merapikan dan membersihkan peralatan, yang disarankan PERTASPI.
1. Pembungkusan dan Sanitasi
Bedakan antara nampan pra-pengerjaan (pra-treatment) dan nampan saat pengerjaan (during treatment), sehingga dapat diketahui alat mana saja yang harus dibersihkan dan dibungkus terlebih dahulu.
Selalu melakukan perencanaan dengan baik sebelum memulai pengerjaan dapat membantu menghemat waktu dan efisiensi penggunaan alat, terutama untuk penggunaan alat kategori sedang dan rendah.
Sedangkan untuk proses sanitasi, setiap tenaga ahli sebaiknya memiliki persediaan produk pembersih yang cukup banyak dan mesin/alat sterilisasi yang berfungsi dengan baik.
2. Gunakan 2 tipe desinfektan
Desinfektan khusus untuk hard surface (logam, keramik, kayu) dan disinfektan umum (seperti alcohol swab). Desinfektan untuk hard surface untuk sterilisasi area yang akan digunakan dalam waktu lama, seperti area kerja, kursi dan nampan.
Sedangkan desinfektan umum (seperti alcohol-swab) untuk sterilisasi area dengan cepat.
2. Sterilisasi sesuai kategori alat
Peralatan yang termasuk dalam kategori sedang dan rendah disterilisasi dengan cara disemprot atau dilap. Contoh, sterilisasi nampan untuk alat-alat pengerjaan dapat menggunakan semprotan disinfektan untuk hard surface.
Sedangkan peralatan yang termasuk kategori tinggi, karena hanya sekali pakai dan beresiko kontaminasi, tidak perlu sterilisasi, melainkan langsung dibuang ke tempat sampah khusus untuk benda-benda tajam.
3. Urutan prioritas proses pembersihan alat
Urutan prioritas alat yang dibersihkan:
Baki perawatan - meja dan kursi pijat - permukaan utama - wastafel dan lantai.
Sebaiknya dimulai dari permukaan yang paling sedikit terkontaminasi ke permukaan yang paling banyak terkontaminasi, sesuai dengan kategori alatnya (tinggi, sedang, rendah). Bisa juga menerapkan metode tangan kiri dan tangan kanan.
Tangan kiri untuk memegang peralatan yang terkontaminasi, tangan kanan untuk memegang peralatan yang sudah dibersihkan.
4. Hindari resiko kontaminasi silang
Selalu memakai sarung tangan, apabila perlu ganti dengan sarung tangan baru.