Anak Pejabat Diduga Pelaku Penganiayaan Ternyata Doyan Flexing, Kenapa Sih Hobi Pamer Harta?

Rabu, 22 Februari 2023 | 13:20 WIB
Anak Pejabat Diduga Pelaku Penganiayaan Ternyata Doyan Flexing, Kenapa Sih Hobi Pamer Harta?
Kasus Penganiayaan 'Rubicon'. (Twitter/@LenteraBangsaa_)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dugaan kasus penganiayaan berat yang dilakukan oleh anak pejabat tengah viral di media sosial Twitter. Tindakan kriminal itu terjadi di kawasan Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada Senin (20/2/2023), sore menjelang magrib.

Kabar itu pertama kali disebarkan melalui akun @LenteraBangsaa_  yang menyebut bahwa korban penganiayaan bernama David. Sementara, terduga pelaku bernama Mario Dandy yang disebut anak pejabat. Ternyata ia anak Rafael Alun Trisambodo, Kepala Bagian Umum Kanwil DJP Jaksel II. Mario juga disebut bagian dari Taruna Nusantara

Kasus penganiayaan itu juga menjadi viral karena korban yang dipukuli sampai dalam kondisi parah dan dalam keadaan koma di ruang ICU Rumah Sakit Medika Jakarta. Kekinian, Mario pun telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Jakarta Selatan.

Kasus Penganiayaan 'Rubicon'. (Twitter/@LenteraBangsaa_)
Kasus Penganiayaan 'Rubicon'. (Twitter/@LenteraBangsaa_)

Dibalik kasus penganiayaan itu juga, netizen menyoroti kebiasaan Mario yang gemar pamer harta barang mewah di media sosial. Netizen juga heran dengan jumlah kekayaan orang tua Mario sebagai pegawai Ditjen Pajak Kementerian Keuangan tetapi mampu memiliki harta sampai puluhan miliar rupiah. 

Baca Juga: Penuh Kebahagiaan dan Suka Cita, Intip 5 Anak Pejabat Menikah di Tahun 2022

"David anak sahabat kami, seorang santri. Diculik, dipukuli sampai koma oleh anak pegawai @DitjenPajakRI eselon 3 berkekayaan 56M. Di sosmed pelaku sering memamerkan kekayaan ortunya. Kami tidak rela kalau harta dan relasi ortu bisa membebaskan pelaku," tulis akun Twitter Sandi Alun Samudro.

Publik pun akhirnya tidak hanya mendesak kepolisian untuk menangani kasus penganiayaan. Tetapi, juga meminta KPK untuk menelusuri dugaan harta tidak wajar yang dimiliki orang tua Mario. 

Terlepas dari itu, kenapa sebenarnya orang gemar pamer harta  di media sosial? Dikutip dari Psychmechanics, berikut 5 alasan seseorang pamer kehidupannya di media sosial. 

1. Pengalaman Masa Kecil

Pengalaman-pengalaman yang didapat semasa kecil dapat membentuk perilaku pamer saat anak tumbuh menjadi dewasa. Misalnya, dulu orang tua sering memamerkan keunggulan sang anak di depan para keluarga besar atau tetangga, tak bisa dielakkan bila nantinya sang anak akan tumbuh dengan kebiasaan suka pamer juga.

Baca Juga: Sibuk Bikin Konten Pamer Harta, Cewek Duduk di Kursi Belakang Bikin Salfok: Panen Pahala

2. Rasa Insecure

Perasaan tidak percaya diri atau insecure berpotensi menyebabkan seseorang berusaha menunjukan kelebihan dari sisi lajn, yakni harta. Tujuannya, untuk menarik perhatian orang-orang. Sehingga akan mulai mempublikasikan hal-hal mengenai kesehariannya yang tergolong mewah. 

3. Obsesi

Rasa obsesi yang begitu tinggi untuk menjadi pusat perhatian terkadang membuat seseorang jadi suka pamer. Selain itu, ada pula orang yang sengaja memamerkan kesehariannya untuk memikat hati orang yang tengah ia sukai. Bisa jadi pula, mereka ingin membalaskan rasa bencinya terhadap orang yang dulu sempat merendahkannya. 

4. Perkuat Identitas Diri 

Seseorang yang dipuji mempunyai kualitas otak yang cerdas, biasanya suka memamerkan segala hal yang berkaitan dengan penghargaan yang mereka miliki. Alasannya karena ingin memperkuat identitas diri yang dikenal sebagai "si pintar". Bisa juga, mereka akan memamerkan kegiatan seperti seminar yang mereka ikuti agar orang lain benar-benar mengakui kualitas diri mereka. 

5. Butuh Pengakuan

Seorang ahli psikolog yang bernama Abraham Maslow mengatakan alasan seseorang suka pamer lainnya karena mereka membutuhkan adanya pengakuan atas dirinya. Kebutuhan akan pengakuan itu biasanya karena orang tersebut memiliki aktualisasi diri yang begitu rendah. Sehingga, untuk mengenyangkan kebutuhan dasar psikologi, mereka akan berupaya untuk menghalalkan segala cara untuk diakui oleh orang lain. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI