Suara.com - Konten video prank Paula Verhoeven kembali tuai kritik dari netizen. Pasalnya, istri Baim Wong itu kini menjadikan anak sulungnya Kiano sebagai 'korban' prank dengan meninggalkannya sendirian di mal.
Paula Verhoeven rupanya bermaksud ingin tahu cara Kiano dalam menyelesaikan masalah juga berinteraksi dengan orang asing. Mulanya, Paula izin pergi ke toilet kepada putranya. Tetapi, ia justru bersembunyi di dalam restoran dan membiarkan Kiano sendiri.
Meski meninggalkannya sendiri, Paula telah memerintahkan sejumlah asistennya untuk berpura-pura sebagai orang asing.
"Ini semua sudah dikondisikan ya, kita udah sebar orang-oang dari tim kita," kata Paula, mengutip potongan video yang diunggah @lambegosiip pada Minggu (20/2/2023).
Baca Juga: Lengkapi Berkas Kasus Prank KDRT Baim Wong, Polisi Panggil Saksi Pelapor
Dalam video, Paula menunjukkan sejumlah kru yang sudah disebarnya di mal dan berada dekat dengan Kiano. Paula mengatakan kalau dirinya ingin mengetahui bagaimana cara putranya yang baru berusia 8 tahun itu menyelesaikan masalah ketika seorang diri.
Aksi Paula justru dikritik netizen. Ia dinilai terlalu tega kepada anak sendiri yang juga dijadikan konten prank.
"Anak juga di-prank. Gila ya. Kenapa gak dikasih latihan kayak orang Jepang aja? Suruh belanja ke supermarket sendirian sambil diawasi," komentar @nazillah***.
Mengajarkan anak cara menyelesaikan masalah atau problem solving memang sangat dianjurkan.
Penelitian pada tahun 2010 yang diterbitkan dalam Behaviour Research and Therapy menemukan bahwa anak-anak yang tidak memiliki keterampilan memecahkan masalah kemungkinan berisiko lebih tinggi mengalami depresi dan bunuh diri.
Selain itu, para peneliti menemukan bahwa mengajarkan keterampilan memecahkan masalah kepada anak dapat meningkatkan kesehatan mentalnya.
Sementara anak yang tidak diajarkan problem solving juga rentan akan terbiasa menghindari masalah daripada menghadapinya sendiri. Juga cenderung bertindak tanpa mengenali pilihan mereka.
Keterampilan pemecahan masalah dasar bisa diajarkan sejak anak usia prasekolah. Kemudian makin dipertajam saat sekolah menengah atas dan seterusnya.
Dikutip dari Very Well Family, berikut cara mengajarkan anak tentang problem solving:
1. Ajari Cara Identifikasi Masalahnya
Hanya menyatakan masalahnya dengan lantang dapat membuat perbedaan besar bagi anak-anak yang tidak pernah diajarkan. Bantu anak untuk mengenali masalahnya, seperti, "Kamu tidak memiliki siapa pun untuk bermain saat istirahat," atau "Kamu tidak yakin apakah kamu harus mengambil kelas matematika lanjutan."
2. Beri Tahu Setidaknya Lima Pilihan Solusi
Tekankan bahwa setiap solusi tidak harus merupakan ide yang bagus. Bantu anak untuk mengembangkan solusi jika mereka kesulitan menemukan ide. Bahkan jawaban konyol atau ide yang dibuat-buat pun bisa jadi solusi yang memungkinkan. Kuncinya, bantu mereka melihat kreativitas untuk dapat menemukan banyak solusi yang berbeda.
3. Identifikasi Setiap Solusi
Bantu anak mengidentifikasi potensi konsekuensi positif dan negatif untuk setiap solusi potensial yang mereka identifikasi.
4. Pilih Solusi
Setelah anak mengevaluasi kemungkinan hasil positif dan negatif, dorong mereka untuk memilih solusi.
5. Lakukan Tes
Beri tahu anak untuk mencoba solusi dan lihat apa yang terjadi. Jika tidak berhasil, mereka selalu dapat mencoba solusi lain dari daftar yang mereka kembangkan pada langkah kedua.