Suara.com - Sistem pembayaran tunai di tempat atau cash on delivery (COD) yang ada pada layanan ecommerce sempat dituntut publik untuk dihapus karena beberapa kali viral berita yang mengabarkan pembeli yang tidak ingin membayar setelah paket dibuka.
Berita viral terakhir terkait COD itu terjadi di Banyuasin, Sulawesi Selatan, pada akhir Januari lalu, yang menyebabkan seorang kurir sampai ditusuk oleh konsumen setelah paketnya diantar
Sejadian itu juga jadi perhatian pemerintah juga asosiasi ecommerce Indonesia atau idEA.
"Kita sempat diskusi dengan pemerintah, soal ini Kementerian Koordinasi Ekonomi dan (Kementerian) Perdagangan. Hasil diskusi, kita melihat Ini masalah edukasi. Karena kalau dari informasi yang kita terima, penggunaan COD itu yang bermasalah hanya sedikit. Ini kelihatan besar karena viral," kata Wakil Ketua Umum idEA Budi Primawan ditemui di Jakarta, Rabu (15/2/2023).
Baca Juga: Viral Kurir Meninggal Dunia Saat Bekerja Antar Paket
Menurut Budi, sistem pembayaran tunai di tempat itu masih banyak diminati. Sementara konsumen yang bermasalah tidak mau membayar saat menggunakan sistem COD sebenarnya sangat sedikit.
Saat perayaan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang biasa diadakan setiap tanggal kembar, Budi juga melihat kalau COD masih menjadi nomor 4 terbanyak dalam sistem pembayaran.
"Kalau kami melihatnya selama ini COD yang berjalan masih cukup baik dan masih ada manfaatnya. Kalaupun bermasalah itu lebih ke masalah edukasi. Kebanyakan yang terjadi itu si konsumen tidak paham bahwa COD yang dimaksud itu memang barang diterima lalu dibayar. Nanti kalau ada komplain lewat ecommerce, bukan dicoba, dibuka, dipakai terus nggak suka dibalikin, karena si kurir itu bukan yang jualan," jelas Budi.
Walaupun sempat ada desakan publik agar COD diperketat atau bahkan dihapuskan sama sekali, menurutnya, mengubah sistem ecommerce memang tidak semudah itu.
"Kita juga tidak bisa mengubah satu sistem hanya karena satu kasus yang sedikit itu. Teman-teman dari marketplace yang punya keterbatasan untuk selalu bisa melindungi 100 persen, yang bisa kita lakukan saat ini meningkatkan edukasi sehingga masyarakat lebih paham tentang COD itu sendiri," pungkasnya.