Kronologi Penemuan Gunung Bawah Laut di Pacitan, Diusulkan Diberi Nama 'Jogo Jagad'

Jum'at, 17 Februari 2023 | 15:31 WIB
Kronologi Penemuan Gunung Bawah Laut di Pacitan, Diusulkan Diberi Nama 'Jogo Jagad'
Penampakan gunung bawah laut di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur ditemukan oleh tim survei Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai (PKLP), Badan Informasi Geospasial (BIG). [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gunung bawah laut di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur ditemukan oleh tim survei Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai (PKLP), Badan Informasi Geospasial (BIG). Penemuan ini pun lantas menjadi topik hangat di kalangan masyarakat.

Adapun penampakan gunung di perairan selatan Pacitan itu diungkap dalam sebuah forum. Lantas, seperti apa kronologi penemuan gunung bawah laut tersebut? Berikut informasi selengkapnya yang berhasil Suara.com rangkum.

Ditemukan Gunung di Bawah Laut

BIG mengungkapkan penemuan gunung bawah laut di Kabupaten Pacitan. Disebutkan bahwa posisinya itu berada di dasar laut dengan kedalaman sekitar 6 km dan memiliki tinggi kira-kira 2.200 meter. Lalu untuk puncaknya ada di kedalaman 3,8 km dari permukaan laut.

Baca Juga: Guna Peningkatan Kualitas Layanan Internet, Smartfren Tambah 1.000 BTS Baru di Jawa Timur

Gunung bawah laut itu disebutkan BIG, ditemukan sekitar 260 kilometer di selatan Pacitan. Tepatnya, berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hal ini disampaikan oleh Koordinator Pemetaan Kelautan BIG, Fajar Triady Mugiarto.

"Gunung bawah laut yang baru ditemukan ini berada sekitar 260 kilometer di selatan Kabupaten Pacitan, tepatnya berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Fajar, mengutip Antara, Jumat (17/2/2023).

Adapun penemuan gunung itu terjadi saat tim dari PKLP BIG melakukan survei Landas Kontinen Ekstensi (LKE) di bagian selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Ini dilakukan bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) selama 52 hari, yakni pada September-November 2022.

Perjalanannya memakai Kapal Survei Baruna Jaya III. Sementara tujuan survei itu adalah untuk menerima topografi bawah laut secara rinci. Data ini selanjutnya digunakan dalam menghitung luas landas kontinen ekstensi di luar 200 mil laut.

Dikoordinasikan dengan Pihak Terkait

Baca Juga: 5 Rekomendasi Makanan Khas Jawa Timur, Mana Favoritmu?

Fajar juga mengatakan bahwa mengenai penemuan gunung bawah laut itu, BIG sudah berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait. Mulai dari ahli di bidang geologi dan hidrografi, hingga perwakilan Pemkab Pacitan dan Pemprov Jatim.

Rapat koordinasi pun dihadiri oleh perwakilan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), BRIN, serta Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal). Fajar lalu menyebut bahwa hasil identifikasi gunung bawah laut melalui survei LKE sudah ada.

Merujuk pada dokumen IHO B6, para pakar dan perwakilan yang hadir menyebut objek yang diperoleh dari survei LKE itu termasuk gunung bawah laut. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nama Rupabumi, pemberian nama terhadap objek tersebut dapat dilakukan.

Diberi Nama

Dikarenakan pemberian nama bisa dilakukan, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pacitan Bambang Mahendrawan pun mengungkap usulan nama untuk gunung bawah laut itu, yakni 'Jogo Jagat' yang memiliki arti menjaga bumi.

Bambang mengatakan nama tersebut merupakan usul dari Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji yang tentunya diperoleh melalui pemikiran serius. Lalu, pihak BIG menyampaikan bahwa usulan tersebut akan mereka telaah pada bulan Maret mendatang.

"Usulan nama sudah disampaikan Bupati Pacitan dalam bentuk surat yang akan kami telaah pada 6-10 Maret. Nama itu belum resmi," kata Kepala Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai BIG Yosef Sigit Purnomo dalam konferensi pers, melansir ANTARA, Jumat (16/2/2023).

Yosef kemudian membeberkan syarat yang diperlukan bagi nama Rupabumi. Diantaranya, memakai bahasa Indonesia, bisa menggunakan bahasa asing jika memiliki nilai sejarah, budaya, dan keagaaman, atau abjad romawi. Namanya juga tidak boleh sama dengan objek lainnya.

Nama Rupabumi juga harus bisa menghormati adanya suku, ras, dan agama. Tak lupa untuk memakai paling banyak dua kata serta menghindari nama orang yang masih hidup, instansi, dan bertentangan dengan kepentingan nasional atau daerah.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI