Suara.com - Pernyataan Gita Savitri Devi alias Gitasav beberapa waktu lalu mengenai hubungan childfree dan awet muda hingga saat ini masih menjadi perhatian warganet. Gita Savitri sendiri masih menerima banyak hujatan dari warganet di akun media sosialnya.
Melihat banyaknya hujatan yang diterima, Gita Savitri dan sang suami, Paul Partohap membuat video penjelasan di kanal Youtubenya. Berdasarkan penjelasan Gita Savitri, apa yang ditulisnya di kolom komentar beberapa waktu lalu itu membuat warganet salah paham.
Gita Savitri menjelaskan, komentarnya itu disalahartikan oleh warganet. Hal ini karena dalam komentar tersebut, Gita Savitri tidak secara jelas menuliskan maksud dan konteks tulisannya saat itu.
Penulis buku Rentang Kisah itu menjelaskan, komentarnya itu sebenarnya berbicara mengenai dirinya. Gita Savitri menjelaskan, komentarnya tidak secara spesifik mengarah kepada warganet lainnya yang memang menginginkan punya anak.
Baca Juga: Sebelum Putuskan Childfree, Gitasav Akui Pernah Ingin Punya 2 Anak, Berikut Pengakuan Lengkapnya!
"Di situ tuh aku nggak spesifik ngomong ke kamu, kalian, tapi aku bicara tentang aku," ujar Gita Savitri dikutip dari YouTube pribadinya, Kamis (16/2/2023).
Sementara itu, sang suami, Paul Partohap menuturkan, kalau apa yang dimaksudkan istrinya bukan ditujukan untuk warganet, melainkan diri sendiri.
"Jadi kamu ngejawab orang yang muji kamu, tapi orang-orang menafsirkannya buat mereka, segitunya banget ya komen di IG kamu," sahut Paul Partohap.
Melihat pengalaman Gita Savitri, pada dasarnya dalam mengunggah postingan maupun komentar di media sosial tidak boleh sembarangan. Pasalnya, hal ini bisa saja membuat postingan atau komentar tersebut jadi salah paham.
Untuk itu, melansir laman Kidscape, ketika ingin melakukan sesuatu di media sosial, penting untuk memperhatikan beberapa hal di antaranya sebagai berikut.
Baca Juga: Bukan Tentang Childfree, ini Tulisan Gitasav Soal Harapannya Mempunyai 2 Anak
1. Bagaimana perasaan diri sendiri setelahnya
Sebelum putuskan melakukan sesuatu di media sosial, penting untuk memikirkan bagaimana dampak yang ditimbulkan setelahnya. Jangan sampai, hanya karena merasa marah, hal tersebut dapat menjadi masalah setelahnya.
2. Bisakah hal tersebut disalahartikan orang lain
Ketika mengunggah postingan atau memberikan komentar, pikirkan apakah hal itu bisa memberikan salah paham bagi orang lain. Ketika hal tersebut berkaitan dengan sarkasme, orang lain bisa saja menangkap hal yang salah. Itu juga yang bisa memancing amarah kepada diri sendiri.
3. Apakah hal tersebut baik
Saat melakukan sesuatu, pikirkan apakah hal tersebut baik untuk dilakukan atau tidak. Dalam media sosial, penting untuk menghormati pengguna lainnya. Jangan sampai, hal yang dilakukan membuat orang lain merasa tersakiti.
4. Apakah hal tersebut bersifat privasi
Saat mengunggah sesuatu maupun memberikan komentar, penting memperhatikan apakah itu bersifat privasi atau tidak. Jangan sampai, hal-hal yang bersifat privasi diunggah ke media sosial dan menjadi konsumsi publik.
5. Apakah hal tersebut diizinkan
Perhatikan juga apakah hal tersebut diizinkan atau tidak saat ingin mengunggahnya. Jangan sampai, hal tersebut dilarang, khususnya jika berkaitan dengan orang lain. Untuk itu, meminta izin juga menjadi hal yang penting dilakukan.
6. Bagaimana di hadapan hukum
Jangan sampai, apa yang diunggah atau ditulis melanggar hukum. Usahakan untuk selalu mengetahui aturan yang berlaku. Pasalnya, melakukan sesuatu ketika melanggar hukum dapat menjadi masalah di masa depan.
Itu dia hal-hal yang patut untuk diperhatikan sebelum mengunggah atau menuliskan sesuatu di media sosial. Selalu ingat jika apapun yang sudah masuk ke media sosial, itu sudah menjadi konsumsi publik. Diri sendiri juga kehilangan kontrol akan hal tersebut.